LAJUR.CO, KENDARI – Sebanyak 4 emas dan 1 perunggu disumbangkan Tim Patriot 143 Sulawesi Tenggara (Sultra) dalam ajang Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Kun Khmer III yang berlangsung di Makassar selama 3 hari mulai tanggal 4 hingga 6 Desember 2025.
Pada turrnamen tersebut, tim Patriot 143 Sultra menurunkan 5 atlet dengan memperoleh 4 emas pada kategori junior 51 kg putri, senior 54 kg, semi pro 54 kg putra, dan semi pro 60 kg putra serta 1 perak senior 67 kg putra.
“Perasaannya sangat bangga dan luar biasa atlet saya bisa meraih medali. Kunci suksesnya motivasi yang tinggi untuk membuktikan diri dan latihan yang disiplin,” ucap Coach Acing Azis Priyatno, Minggu (7/12/2025).
Azis Priyatno mengaku persiapan para atlet cukup singkat, hanya 1 bulan saja, di mana mereka mempersiapkan teknik, mental, dan fisik yang baik sebelum bertanding.
“Jujur saja, tantangan utama dalam ajang ini adalah anggaran kalau dari atlet sendiri sudah siap. Dukungan pemerintah? Hanya doa saja,” tutur Azis Priyatno.
Ajang Kejurnas Kun Khmer III tahun ini diramaikan 120 atlet dari 10 provinsi se-Indonesia. Masing-berasal dari Sulawesi Selatan (Sulsel), Sulawesi Barat (Sulbar), Sulawesi Tengah (Sulteng), Sulawesi Utara (Sulut), Papua Tengah, Jakarta, Nusa Tenggara Barat (NTB), Ternate, Jawa Barat (Jawa Barat), dan Sulawesi Tenggara (Sultra).
Atlet yang berhasil memberi performa terbaik sepanjang Kejurnas III nantinya akan mewakili Indonesia di ajang Kun Khmer Internasional yang akan digelar di Kamboja. Dua perwakilan dari Bumi Anoa dipastikan akan mewakili Garuda.
“Yang akan mewakili itu Afrijal kelas semi pro 54 kg putra dan Alimudin kelas semi pro 60 kg putra, dan 1 orang lagi masih pertimbangan. Untuk persiapannya rencananya akan diambil alih langsung sama tim pelatihan Kun Khmer Indonesia,” kata Azis Priyatno.
Dilansir dari Kompas.com, Kun Khmer sendiri merupakan seni bela diri asli Kamboja yang berasal dari perpaduan bela diri kuno, Yutakhun Khom, dengan teknik bela diri campuran modern.
Kun Khmer juga biasa disebut sebagai pradal serey. Dalam bahasa Khmer, pradal artinya berkelahi atau tinju, sementara serey adalah bebas. Bela diri tersebut dimainkan dengan tendangan, pukulan, serta serangan lutut dan siku yang ditujukan untuk lawan. Tidak hanya pria, wanita juga dapat melakukan bela diri ini.
Azis Priyatno berharap Kun Khmer menjadi salah satu cabor yang lebih diperhatikan dan diapresiasi oleh pemerintah.
“Semoga cabor ini lebih dikenal lagi dan menghasilkan fighter yang bisa membawa nama daerah ke kancah yang lebih tinggi lagi,” ungkap Azis Priyatno.
Laporan: Ika Astuti



