LAJUR.CO, KENDARI – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Andi Sumangerukka menemui orang tua Alfiansyah Nur, siswa SMAN 12 Kendari korban pengeroyokan sadis antarpelajar yang terjadi, Minggu (17/8/2025). Ia berjanji akan menanggung seluruh biaya pengobatan pelajar yang kini tengah menjalani prosedur operasi tempurung kepala gegara aksi pemukulan brutal sesama pelajar yang terjadi tepat di momen HUT ke-80 Republik Indonesia.
Sehari setekllah kejadian, Gubernur ASR langsung bergerak membesuk korban. Rombongan Gubernur Sultra tiba sekitar pukul 13.00 Wita di RSUD Bahteramas.
Sebelum menemui orang tua korban di ruang ICU, ASR menggelar rapat tertutup bersama kepala sekolah SMA yang siswanya terlibat aksi pengeroyokan sadis. Pertemuan di ruang rapat RSUD Bahteramas itu turut dihadiri Dirut Bahteramas Sultra dr. Muh Saiful, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sultra Prof. Aris Badara, dan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Sultra Prof. Andi Khaeruni.
Di hadapan tiga kepsek yang terlibat insiden pengeroyokan brutal, ASR mengungkap kekecewaan dan keprihatinan. Penyerangan terhadap siswa SMAN 12 Kendari, lanjut ASR, terbilang sadis.
Tindak penyiksaan ditengarai dilakukan pelajar SMA menyebabkan tengkorak korban retak, gigi rontok serta patah tulang korban sudah di luar nalar manusia.
Dengan tegas, ASR meminta kepsek menelusuri seluruh pelaku pengeroyokan, termasuk melakukan langkah strategis agar kejadian serupa tak berulang dan mencoreng citra dunia pendidikan di Sultra.
Menurut ASR, insiden pengeroyokan sadis melibatkan pelajar merupakan sinyal ketidakberesan dalam sistem pendidikan dan kepemimpinan di lingkungan sekolah. Purnawirawan TNI tersebut pun mengancam akan memecat kepsek yang tidak becus menyelesaikan polemik rusuh antarpelajar.
“Tidak ada anak-anak yang salah. Kalau ada berarti kepala sekolah yang salah. Mereka tidak dilatih untuk membunuh. Kok bisa begini. Harus cari akar permasalahannya. Jangan anggap itu biasa,” ucap ASR.
Saat pertemuan, ASR meminta ke Dirut RSUD Bahteramas mengawal proses penanganan medis pasien korban pengeroyokan serta menyatakan akan menanggung seluruh biaya pengobatan.
Usai pertemuan, rombongan Gubernur Sultra menemui orang tua siswa korban yang saat itu tengah menunggu proses operasi dijalani putranya di ruang ICU. ASR memberi wejangan dan menyampaikan keprihatinan mendalam serta harapan agar siswa tersebut bisa segera pulih.
Sementara itu, Dirut RSUD Bahteramas Kendari dr. Muh Saiful menyatakan, pelajar korban pengeroyokan tersebut mengalami kondisi kritis pada bagian tengkorak. Berdasarkan analisa sementara, pasien bakal menjalani setidaknya empat kali tindakan dengan dua kali prosedur operasi pada bagian kepala.
“Ada benturan benda keras. Kepala dan gigi hancur. Batok kepala bergeser. Ada sekitar 4 kali operasi. Biaya tadi sudah disampaikan akan ditanggung Pak Gubernur,” ucapnya.
Sebagai informasi, insiden pengeroyokan siswa SMAN 12 Kendari terjadi di depan Masjid An-Nur (THR), Jalan Budi Utomo, Kelurahan Kadia, Kecamatan Kadia, Kota Kendari, Minggu (17/8/2025).
Korban bernama Alfian dikeroyok siswa SMA lain saat hendak mengantar pulang rekannya di kawasan THR. Akibat pengeroyokan sadis tersebut, korban mengalami pendarahan parah pada bagian kepala hingga menyebabkan batok tengkorak bergeser. Adm