LAJUR.CO, KENDARI – Isu kesehatan mental kini menjadi perhatian serius di lingkungan kampus. Menyadari pentingnya peran mahasiswa dalam mencegah krisis psikologis sejak dini, Unit Penunjang Akademik (UPA) Bimbingan dan Konseling Universitas Halu Oleo (UHO) menggelar kegiatan Pembinaan Mahasiswa Melalui Konselor Sebaya dengan tema “Deteksi Dini dan Pencegahan Krisis Psikologis pada Mahasiswa”, di Aula Fakultas Ilmu Budaya UHO, Kamis (6/11/2025)
Kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari pelatihan Konselor Sebaya tahap pertama dan kedua yang telah dilaksanakan sebelumnya.
Peserta kegiatan kali ini berasal dari berbagai fakultas di UHO yang telah mengikuti pelatihan sebelumnya dan berkomitmen menjadi konselor di program studinya masing-masing.

Kepala UPA Bimbingan dan Konseling UHO, Eva Herik, mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari program pengembangan diri yang menjadi salah satu fokus utama UPA Bimbingan dan Konseling, selain layanan konseling umum.
“UPA Bimbingan dan Konseling memiliki dua target kegiatan, yaitu pengembangan diri dan layanan konseling. Nah, kegiatan hari ini masuk pada aspek pengembangan diri yang ditujukan untuk mahasiswa agar mereka siap menjadi konselor sebaya di Prodi masing-masing,” ucap Eva Herik.
Ia menambahkan, konselor sebaya juga memiliki peran penting dalam membantu dosen penasihat akademik dan dosen konselor di setiap Prodi untuk mendeteksi dini permasalahan psikologis mahasiswa.
Mahasiswa yang telah dilatih diharapkan mampu mengenali tanda-tanda krisis psikologis di lingkungan sekitarnya dan mengetahui alur penanganannya.
“Namun jika kasusnya membutuhkan penanganan lebih lanjut, mereka bisa mereferensikan ke UPA Bimbingan dan Konseling, karena di sini sudah ada tenaga psikolog dan konselor yang terkualifikasi,” ujar Eva Herik.
Eva juga menekankan pentingnya edukasi kesehatan mental di kalangan mahasiswa. Ia menyebutkan, isu kesehatan mental kini menjadi perhatian serius, terlebih dengan meningkatnya kasus stres dan depresi di lingkungan kampus.
“Kita ingin mahasiswa memahami bahwa konseling bukan hanya untuk mereka yang bermasalah, tapi juga untuk memperkuat motivasi, memperjelas minat, dan mengembangkan potensi diri. Deteksi dini itu penting agar masalah tidak berkembang menjadi krisis psikologis,” ungkap Eva Herik.
Selain pembinaan Konselor Sebaya, UPA Bimbingan dan Konseling juga secara rutin menggelar berbagai program pengembangan diri seperti seminar self-regulated learning untuk mahasiswa baru, pelatihan dengan tema prokrastinasi bagi mahasiswa tingkat akhir yang menunda-nunda skripsi, serta workshop konseling karier bagi mahasiswa yang telah yudisium.
“Kegiatan seperti ini akan terus berkelanjutan setiap tahun. Tahun depan, kami akan memperkuat lagi keterampilan dan evaluasi konselor sebaya agar lebih siap membantu mahasiswa lain di lingkungan kampus,” kata Eva Herik.
Laporan : Ika Astuti




