CORNERHEADLINE

Tidak Semua, Hanya Nyamuk Betina yang Menghisap Darah Manusia

×

Tidak Semua, Hanya Nyamuk Betina yang Menghisap Darah Manusia

Sebarkan artikel ini
Nyamuk
Ilustrasi nyamuk. Foto: Ist

LAJUR.CO, KENDARI – Nyamuk merupakan serangga terbang yang hidup di sebagian besar belahan dunia, dengan lebih dari 3.500 spesies.

Nyamuk kerap menjadi makhluk pengganggu kala seseorang tidur.

Saat nyamuk menggigit orang, reaksi yang paling umum terhadap gigitan adalah gatal dan bengkak.

Karenanya, beragam cara dilakukan untuk mengusir serangga penghisap darah ini, misalnya menyemprotkan obat atau menggunakan lotion anti nyamuk.

Nyamuk dewasa hidup sekitar 2-4 minggu tergantung pada spesies, kelembapan, suhu, dan faktor lainnya.

Kendati demikian, nyamuk betina seringkali hidup lebih lama dibandingkan nyamuk jantan.

Baca Juga :  Ditangkap di BTN Batu Marupa, Pelaku Beber Alasan Main Busur Orang

Namun, tahukah Anda jika tak semua nyamuk menghisap darah manusia dan hewan?

Mendapatkan nutrisi dan protein

Melansir Scientific American, hanya nyamuk betina yang menggigit manusia dan hewan mengambil darahnya.

Sebab, nyamuk betina membutuhkan darah itu untuk mendapatkan nutrisi dan protein yang dibutuhkan telur mereka.

Pada dasarnya, darah kita adalah suplemen prenatal nyamuk yang sempurna.

Nyamuk betina menggunakan organ yang disebut palp rahang atas untuk mendeteksi karbon dioksida yang dikeluarkan hewan dan manusia saat mengembuskan napas.

Mereka juga dapat menangkap isyarat termal seperti suhu tubuh kita, dan bahkan aroma tertentu yang kita pancarkan, sehingga menjadikannya pemangsa tanpa henti.

Baca Juga :  Seorang Nelayan Tua Hilang di Pantai Patuno

Nyamuk jantan tidak mampu menggigit karena mereka tidak memiliki bagian mulut khusus yang diperlukan untuk menusuk kulit.

Fungsi darah

Selain nutrisi bagi telur, darah juga berfungsi sebagai minuman menyegarkan bagi nyamuk di hari yang panas dan kering.

Sebuah studi baru menemukan bahwa nyamuk yang mengalami dehidrasi lebih agresif, lebih sering mendarat di inang dan makan lebih sering daripada nyamuk yang memiliki akses ke air.

Baca Juga :  Bupati Muna Penuhi Panggilan KPK, Diperiksa Terkait Kasus Suap

Ahli biologi di University of Cincinnati Joshua Benoit mengatakan, nyamuk juga meningkatkan penyebaran penyakit dalam memuaskan dahaga mereka.

Karena beberapa nyamuk bertelur di air, para peneliti telah lama berasumsi bahwa kondisi yang lebih basah menyebabkan lebih banyak penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.

Namun penelitian terbaru menunjukkan hal yang sebaliknya, yaitu adanya keterkaitan antara peningkatan penularan penyakit, seperti demam dengan kekeringan.

“Tidak sesederhana mengatakan, ‘Jika basah, akan ada lebih banyak nyamuk dan lebih banyak penularan penyakit’,” kata Benoit. Adm

Sumber : Kompas.com

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x