LAJUR.CO, KENDARI – Profesi pawang hujan seketika viral setelah aksi Rara Istiani Wulandari, menyelamatkan perhelatan akbar MotoGP Indonesia 2022 di Mandalika dari guyuran hujan deras. Meski menuai pro kontra, profesi pawang hujan kini naik pamor.
Pawang hujan di Indonesia bukanlah profesi baru. Ritual menangkal hujan oleh beberapa orang yang dianggap punya kemampuan khusus sejatinya sudah lama ada dan dikenal luas oleh masyarakat Indonesia.
Di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), profesi pawang hujan banyak dilakoni. Bahkan laris manis saat musim hajatan tiba.
Seperti dituturkan Pak Bani. Warga Kota Kendari yang sehari-hari bekerja sebagai cleaning service di Universitas Halu Oleo (UHO) itu sesekali nyambi job sebagai pengusir hujan atau pawang hujan.
Sudah beberapa kali ia ditugasi untuk menyukseskan hajatan. Sejumlah momen yang mengharuskan kondisi cuaca cerah tanpa gangguan hujan, Pak Bani didapuk turun tangan.
“Kami para pawang hujan ini bukan berarti menahan untuk turun hujan. Tapi hanya memindahkan ke tempat lain, bukan di tempat akan diadakan kegiatan,” tutur Pak Bani, Rabu (22/3/2022).
Selama ini, banyak masyarakat awam salah kaprah mengenai profesi pawang hujan.
“Jadi kadang masyarakat salah artikan, pawang bukan menghentikan hujan. Hanya dipindahkan saja,” sambung Pak Bani.
Dalam setiap ritualnya, Pak Bani memakai media rokok sebagai perantara menangkal hujan. Sambil merokok, ritualnya itu dibarengi pembacaan doa-doa khusus yang hanya diketahui oleh si pawang hujan.
Profesi pawang hujan ia lakoni sejak tahun 2019 hingga kini. Dalam sekali job, Pak Bani mendapat bayaran antara Rp 250 ribu hingga Rp500 ribu.
“Tergantung juga dari orang yang akan bikin kegiatan. Kadang juga ada bonus dikasih,” tutur Pak Bani sumringah.
LAPORAN : APRI