LAJUR.CO, KENDARI – Melakukan pendaftaran sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) melalui segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau peserta mandiri, Ernawati (45) warga Kelurahan Kendari Barat, Kota Kendari ini mengaku menyesal sejak awal tidak mendaftarkan diri beserta keluarganya ke program pemerintah yang dijalankan oleh BPJS Kesehatan ini.
Erna sapaan akrabnya mengakui bahwa suami dan anak ketiganya jatuh sakit beberapa minggu yang lalu sebelum ia terdaftar sebagai peserta JKN-KIS. Suaminya harus mendapatkan perawatan inap karena penyakit darah tinggi dan berselang beberapa hari kemudian anak ketiganya juga harus melewati proses operasi karena patah tulang akibat benda tajam yang harus rawat inap juga di rumah sakit yang sama dengan sang suami.
“Sebelumnya saya masih menganggap sepeleh masalah pelayanan kesehatan, mungkin karena selama ini sangat jarang anggota keluarga saya yang sakit. Kasus kedua anggota keluarga yang harus mendapatkan perawatan medis hingga rawat inap ini menyadarkan kami sekeluarga betapa pentingnya memiliki penjamin biaya pelayanan kesehatan oleh Program JKN-KIS, ditambah lagi yang telah kami lihat langsung sebagai pasien umum saat itu perlakuan petugas medis kepada kami dan peserta JKN-KIS tidak ada perbedaan, semua diperlakukan sama,” tutur Erna.
Sebagai ibu rumah tangga, dirinya hanya berharap penghasilan dari sang suami yang bekerja sebagai nelayan. Dengan mengharapkan tabungan, ia mengaku merasa akan aman jika sewaktu-waktu harus berobat ke rumah sakit.
“Biaya pengobatan saat itu harus menguras seluruh tabungan kami, karena tagihan sebagai pasien umum kedua anggota keluarga saya mencapai hingga dua puluh juta lebih. Kejadian ini jelas tidak pernah terbayangkan sebelumnya, harus merawat dua orang anggota keluarga sekaligus di rumah sakit yang sama dengan biaya yang sangat besar,” ungkapnya.
Ia berharap dengan menjadi peserta JKN-KIS, dapat mendapatkan manfaat dalam mengakses layanan kesehatan, dan dapat saling membantu dengan sistem gotong royong yang dijalankan oleh BPJS Kesehatan.
“Ini merupakan pelajaran yang sangat besar bagi keluarga saya yang akan kami bagikan kepada orang lain, bahwa betapa pentingnya terdaftar sebagai peserta JKN-KIS agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan terutama menjadi miskin karena berobat. Dengan terdaftarnya saya saat ini sebagai peserta JKN-KIS, saya tetap berharap selalu diberikan kesehatan walaupun iurannya dibayarkan setiap bulan karena semua peserta JKN-KIS gotong royong membantu orang lain yang sedang sakit,” tutup Erna. Adm