BERITA TERKININASIONAL

Usulan Membuka Kepatuhan Pajak Peserta Pemilu 2024 demi Dongkrak Semangat Warga, Pengamat: Tak Ada Korelasi

×

Usulan Membuka Kepatuhan Pajak Peserta Pemilu 2024 demi Dongkrak Semangat Warga, Pengamat: Tak Ada Korelasi

Sebarkan artikel ini
Foto : Ist

LAJUR.CO, JAKARTA – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengusulkan agar kepatuhan pajak para peserta Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 dibuka ke publik.

Menurutnya, pengumuman kepatuhan pajak ini diharapkan bisa mendongkrak semangat masyarakat untuk membayar pajak.

Sebab, calon yang berkompetisi di pemilu umumnya adalah tokoh-tokoh berpengaruh di kalangan masyarakat.

“Kewajiban pajak ini kalau bisa dibuat transparan, nanti Dirjen Pajak Kementerian Keuangan juga bisa menyampaikan, calon mana yang sudah melapor, calon mana yang belum,” kata Tito, Senin (13/3/2023).

Untuk itu, ia meminta agar seluruh peserta pemilu, baik calon presiden, calon anggota legeslatif, hingga kepala daerah harus mematuh kewajiban membayar pajak.

Baca Juga :  Cegah Kerawanan Jelang Pemilu 2024, Polri Akan Awasi Buzzer

Tidak nyambung
Menanggapi hal ini, analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun mengatakan, syarat kepatuhan pajak bagi calon pejabat publik merupakan hal yang lumrah di negara maju dan negara dengan demokrasi berkualitas.

Karenanya, ia menilai usulan ini baik untuk Indonesia, meskipun sudah terlambat. Akan tetapi, usulan ini justru tidak nyambung apabila ditujukan untuk memengaruhi kepatuhan rakyat dalam membayar pajak akibat adanya sederet kasus yang mencoreng nama Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

“Pengumuman kepatuhan pajak para kandidat politisi dan pejabat negara itu tidak ada korelasi langsung atau pengaruh langsung,” kata Ubed, Selasa (14/3/2023).

Baca Juga :  KPU Wajibkan Parpol Peserta Pemilu Punya Rekening Khusus Dana Kampanye

Menurutnya, hal penting yang harus dilakukan untuk mendongkrak kembali kepatuhan warga dalam membayar pajak yakni dengan reformasi total birokrasi Kemenkeu. Ubed menuturkan, Kemenkeu harus memeriksa kekayaan pejabat yang tidak wajar dan mencurigakan.

“Usut tuntas aktor transaksi yang mencurigakan hingga triliunan rupuah itu,” jelas dia.

Bahkan ia menyarankan agar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengundurkan diri, jika biang persoalan sebenarnya memang ada di lembaga Kemenkeu.

Ia menilai, pengunduran diri Sri Mulyani ini perlu dilakukan demi terbangunnya kembali kepercayaan publik pada birokrasi.

Baca Juga :  Beli Motor Listrik di Kendari Dapat Subsidi Rp7 Juta, Cek Dealernya di Sini!

“Karena persoalan di Kemenkeu ini merontokan kepercayaan publik kepada Kemenkeu, sebenarnya Sri Mulyani lebih layak mundur dibanding Zainal Amali,” ujarnya.

“Apalagi ternyata Sri Mulyani juga rangkap jabatan di puluhan posisi,” tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, Kementerian Keuangan belakangan memang mendapat banyak sorotan lantaran kasus Rafael Alun Trisambodo.

Kasus ini kemudian merembet panjang ke banyak kasus lain, seperti dugaan transaksi mencurigakan Rp 300 triliun di Kemenkeu dan gaya hidup mewah para pejabatnya. Adm

Sumber : Kompas.com

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x