SULTRABERITA.ID, KENDARI – Sedia payung sebelum hujan. Inilah yang dilakukan Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Sulawesi Tenggara (Sultra) jelang pemberlakuan ‘New Normal’ dunia pendidikan di Bumi Anoa selama masa pendemi Corona.
Meski fase libur sekolah akibat Covid-19 masih berlangsung hingga periode Juli, Plt Kepala Diknas Sultra, Asrun Lio menyatakan sudah siap tempur menghadapi era normal baru.
BACA JUGA :
- Pemprov Sultra Inisiasi Sunatan Massal Gratis 300 Anak Prasejahtera di Klinik TNI AL
- Yuk! Ramaikan Event Kalla Toyota Fun Run Festival Merah Putih 2025, Catat Tanggal & Lokasinya
- Kick Off QRIS Jelajah Budaya Indonesia Sultra di Pesta Rakyat Claro, Dimeriahkan Bazar UMKM
- Sidak di Dinas Ketahanan Pangan, Hugua: Disiplinitas ASN Naik, Kantor Terburuk Masih DKP
- Strategi ASR Stop Tradisi Tawuran Sekolah: Siswa Wajib Apel di Kantor Gubernur, Patroli Gabungan Diaktifkan
Infrastruktur pendukung pola hidup bersih dan sehat sesuai protokol Covid-19 bagi para tenaga pendidik maupun siswa dari ancaman wabah disiapkan jauh hari. Bahkan sebelum eksekusi tatanan kehidupan normal baru di sektor pendidikan dimulai.
Salah satunya adalah pengadaan 1000 unit wastafel portable dan 300 ribu masker. Ribuan wastafel portable yang secara simbolis diserahkan pada Gubernur Sultra, Ali Mazi, Senin 8 Juni 2020 selanjutnya akan disebar ke seluruh SMA/SMK dan SLB se-Sultra. Wastafel ini menjamin lingkungan sekolah selalu steril dari wabah lewat kebiasaan cuci tangan.
Berikut 300 ribu masker juga akan dibagikan secara gratis bagi tenaga pendidik alias awak guru dan siswa agar mereka lebih terlindungi saat tatap muka belajar mengajar di kelas dengan siswa. Para guru maupun siswa diharap saling memproteksi diri dari wabah dengan disiplin penggunaan masker.
Hidup berdampingan dengan Covid-19 selang bergulirnya aktifitas belajar mengajar di sekolah mau tak mau, kata Asrun Lio, lembaga pendidikan mesti berbenah dan terbiasa dengan pola hidup normal baru yang mengacu pada protokol kesehatan Covid-19.
“Kita sudah masuki era tatanan kehidupan baru di sekolah. Ini memang masih dalam fase libur sampai Juli. Selama masa transisi ini, sekolah kita siapkan sarana prasarana seperti wastafel dan masker. Ini cara dilakukan untuk menjamin sekolah dalam kondisi steril sehingga sehingga penyebaran Covid-19 bisa diputus,” papar akademisi UHO itu.
Penyerahan masker dan wastafel portabel oleh Diknas Sultra sekaligus menjadi bagian penyuluhan pencegahan Covid-19.
“Implementasi new normal dalam dunia pendidikan mulai diedukasi. Proses belajar mengajar, atur jarak di kelas itu pelan-pelan disosialisasikan. Pola hidup bersih dan sehat baik guru dan murid,” sambung Asrun Lio.
Ali Mazi : Adaptasi Cepat !
Gubernur Sultra, Ali Mazi menyambut positif langkah cepat Diknas Sultra. Kata dia, dunia pendidikan jangan terlena. Wajib melakukan adaptasi cepat selama masa transisi menuju New Normal.
Dengan begitu, lanjut politisi NasDem itu, hak pendidikan bagi masyarakat bisa terpenuhi meski ujung pangkal pandemi Corona belum bisa diprediksi kapan berakhir.
“Semua harus siap hadapi tantangan kehidupan baru. Kita ada di garda terdepan pencegahan Covid-19. Kita pastikan seluruh masyarakat terbiasa dengan pola hidup bersih dan sehat lewat cuci tangan, penggunaan masker, dan hindari pertemuan melibatkan orang banyak. Semua sudah diterapkan sebelum tahun ajaran baru dimulai,” papar Ali Mazi.
Ia menyampaikan realokasi anggaran bidang pendidikan khusus untuk penanganan Covid-19 mencapai angka Rp 40 miliar. Sekitar Rp 20 miliar dipergunakan pemenuhan infrastruktur pendukung sesuai standar protokol Covid-19 di area institusi pendidikan
Diantaranya lewat penyiapan wastafel dan masker. Selebihnya dipakai untuk sosialisasi standar kesehatan di era New Normal lingkup lembaga pendidikan.
Beberapa kebijakan Diknas Sultra mendukung dunia pendidikan selama pandemi, ungkap Asrun Lio adalah alokasi dana stimulus bagi tenaga guru honorer senilai Rp 1 juta dan bantuan Rp 800 ribu bagi 1000 siswa miskin. Insentif ini dibarengi pemberian suplay biaya internet selama masa belajar daring senilai Rp 200 ribu per siswa.
Pelibatan Komite Sekolah
Ketua PGRI Sultra, Abdul Halim Momo menyatakan pelibatan Komite Sekolah sangat penting bagi kesuksesan implementasi New Normal di lingkungan sekolah.
Guru tidak semata menjadi sentra utama yang dibebani tanggungjawab memproteksi siswa dari ancaman wabah jika proses belajar mengajar kembali dibuka.
Bagaimana pun, kata dia, orang tua memegang andil besar bagi disiplin siswa dalam penerapan pola hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah pada era new normal.
“Komite sekolah itu harus dilibatkan. Bagaimana agar siswa bisa disipilin menggunakan masker dan cuci tangan,” pesan Abdul Halim pada Diknas Sultra. Adm