SULTRABERITA.ID, KENDARI – Oknum guru agama di Kota Kendari, berinisial S memberi klarifikasi terkait tudingan selingkuh bersama rekan seprofesi saat insiden pengamanan oleh aparat Polres Kendari pada 12 Juli lalu.
Pada awak media, Rabu 15 Juli 2020, T mengurai kejadian sesungguhnya. Kata dia, tudingan pertemuan beraroma selingkuh sama sekali tidak benar.
Ia mengakui kala itu memang tengah berada di rumah TS untuk menyelesaikan beberapa tugas menyangkut tanggungjawab sebagai guru.
“Saya niat untuk membahas tugas sekolah perangkat kerja untuk siswa di sekolah,” jelasnya.
Namun, ia menegaskan keberadaan dirinya di rumah TR, tidak terkait dengan tuduhan miring dugaan perselingkuhan.
“Tidak ada hal yang dibahas selain tugas sekolah dalam rangka menyiapkan materi pembelajaran secara daring yang akan diterapkan di sekolah,” jelasnya lagi
“Kami sampaikan, bahwa kejadian yang sebenarnya. Saya mendapat telpon dari rekan saya untuk membahas perangkat kerja sekolah. Kemudian saya datang pada pukul 11.00 WITA. Usai kami membahas hal itu, kemudian saya berencana pulang. Namun karena hujan, saya singgah berteduh. Disitulah, kira-kira pukul 12.30 WITA, datang polisi,” tutur bapak S.
TR yang sama-sama hadir dalam agenda kalrifikasi pun memberi penjelasan sama. Ia menegaskan saat polisi datang, di dalam rumah dirinya tidak sendiri. Melainkan turut ditemani anak-anaknya.
“Bapak S, datang untuk membahas persoalan tugas sekolah. Saya menelpon S sekitar pukul 10.00 WITa. Saya tidak sangka S datang pada malam itu juga. Karena satuSaya masih sama anak-anak dalam rumah. Lampu menyala. Pintu agak terbuka. Saat itu S mau pulang, hanya hujan,” jelasnya panjang lebar.
“Ternyata pada pukul 11.00 WITa, S datang ke rumah. Alasan S datang pada malam itu, karena jalur untuk menuju pulang, satu tujuan. Nah, kami membahas soal tugas sekolah, dan itu disaksikan anak saya. Tidak ada kegiatan lain, selain itu. Setelah membahas pekerjaan sekolah, tiba-tiba polisi datang. Saya kaget karena katanya penggerebekan. Tapi, saya tanya surat perintahnya tidak ada,” beber TR.
Wanita berhijab ini pun heran, lantaran polisi mendadak melakukan penggerebekan di kediamannya dengan memanggil RT dan RW.
“Saya minta surat perintah, tidak ada. Makanya saya lama berkeras tidak mau ke kantor polisi. Nanti anak saya temani baru ke sana. Saya datang ke Polres dan berikan keterangan bahwa kejadian sebenarnya, kami hanya membahas tugas sekolah,” pungkasnya. Adm