LAJUR.CO, KENDARI – Badan Meteorologi, Klimatologi Dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Kalimatologi Sultra merilis hasil prediksi terjadinya musim kemarau pada tahun 2024. Puncaknya musim kemarau ini akan berlangsung mulai dari bukan Agustus, September hingga Oktober.
Informasi ini disampaikan Kepala Stasiun Klimatologi Sultra Aris Yunatas dalam acara press rilis Prakiraan Musim Kemarau 2024, Jumat (22/3/2024). Aris Yunatas mengatakan, puncak musim kemarau ini perlu diwaspadai sebab akan mengakibatkan dampak yang sangat luar biasa.
Saat memasuki masa transisi dari musim penghujan ke musim kemarau pada bulan Juli mendatang, para pihak terkait diharap agar menyiapkan langkah dan strategi mengantisipasi dampak yang berpotensi terjadi.
“Di bulan Juli masuk di masa transisi atau peralihan mungkin perlu diwaspadai musim kemarau yang dimulai Agustus, September, dan Oktober. Ini tentunya untuk Dinas Pertanian bisa melakukan perencanaan tanam terkait menghadapi musim kemarau ini,” kata Aris dalam sesi tanya jawab acara dimaksud.
Berkaca dari pengalaman tahun 2023, Aris mengimbau agar antisipasi dan mitigasi bencana yang terjadi pada musim kemarau penting untuk disiapkan. Sebagaimana diketahui, kekeringan ya g terjadi di sejumlah daerah di Sultra, adanya gagal panen, kebakaran hutan banyak terjadi di tahun 2023. Sehingga, hasil analisis tersebut disampaikan kepada pemerintah terkait guna menyiapkan langkah strategis dalam rangka antisipasi dampak musim kekeringan.
Dalam kesempatan yang sama, hadir Ketua Perhimpunan Meteorologi Pertanian (Perhimpi) Sultra, Andi Bahrun. Andi Bahrun membeberkan pentingnya early warning soal antisipasi dampak perubahan iklim yang terjadi. Menurutnya, sebelum musim kemarau tiba, masyarakat Sultra tengah diperhadapkan dengan curah hujan dengan intensitas tinggi.
“Early warning dari BMKG itu tidak cukup hanya menggunakan medsos. Tapi early warning maksudnya jika terjadi perubahan dan curah hujan dengan intensitas tinggi mungkin langsung diadakan koordinasi dengan para pihak sehingga kalau terjadi banjir, masyarakat dan para pihak sudah siap,” ulas Rektor Unsultra itu.
Sementara itu, Aris melanjutkan jika pihaknya pada tahun 2024 ini memiliki sejumlah daerah prioritas dalam pelaksanaan mitigasi dampak perubahan iklim. Salah satu program nasional BMKG berkaitan dengan perubahan iklim adalah ‘Sekolah Lapang’.
“Poin center kami tahun ini menyelenggarakan Sekolah Lapang Iklim Karhutlah di sejumlah daerah prioritas. Ini menjadi fondasi terkait meminimalisir dampak musim kemarau. Harapan kami dapat mengurangi dampak kemarau tahun ini,” pungkasnya.
Acara yang digelar secara hybrid ini turut dihadiri Pj Gubernur Sultra Andap Budhi Revianto, Deputi Bidang Klimatologi BMKG Dr. Adha Sena Sopaheluwakan, dan sejumlah pimpinan OPD lingkup Pemprov Sultra. Selain itu, juga tampak hadir Pj Bupati Buteng Andi Muhammad Yusuf. Kemudian akademisi Universitas Halu Oleo Syamsu Alam dan Aminuddin Mane secara virtual. Red