LAJUR.CO, KENDARI – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra) merilis update perkembangan inflasi di Bumi Anoa pada periode September 2024, Selasa (1/10/2024). Berdasarkan data, inflasi Sultra year-on-year (y-on-y) pada September 2024 berada di angka 1,06 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,12.
Angka inflasi Sultra di bulan September 2024 jauh lebih rendah dibanding inflasi Sultra pada periode Bulan Agustus dimana inflasi Sultra sebesar 1,62%.
Posisi tersebut juga menempatkan Sultra berada di bawah rerata inflasi tahunan nasional, dimana pada periode September 2024 tingkat inflasi nasional berada di angka 1,84 persen.
Berdasarkan data empat kota inflasi di Sultra pada periode September, Kabupaten Kolaka mengalami inflasi y-on-y tertinggi sebesar 1,74 persen dengan IHK sebesar 106,98. Inflasi terendah terjadi di Kabupaten Konawe sebesar 0,43 persen dengan IHK sebesar 105.75. Sementara, inflasi Kota Kendari berkisar 0,99 persen dan inflasi Kota Baubau 1,06 persen.
Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran. Dimana yang tertinggi adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,16 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,21 persen, kelompok transportasi sebesar 0,31 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 3,27 persen, kelompok pendidikan sebesar 1,06 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,46 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,02 persen.
Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,23 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,32 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,07 persen, dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,75 persen.
BPS menyebut, Provinsi Sultra mengalami deflasi month to month (m-to-m) sebesar 0,20 persen dan Inflasi year to date (y-to-d) sebesar 0,64 persen.
Adapun inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran. Diantaranya kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,16 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,21 persen, kelompok transportasi sebesar 0,31 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 3,27 persen, kelompok pendidikan sebesar 1,06 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,46 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,02 persen.
Berikut kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, masing-masing kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,23 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,32 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,07 persen, dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,75 persen. Adm