LAJUR.CO, KENDARI – Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sulawesi Tenggara (Sultra) Dr Andi Makkawaru memaparkan pemanfaatan teknologi digital untuk membantu mitigasi bencana saat menghadiri Kongres ke IX dan Simposium ke X Perhimpunan Meteorologi Pertanian Indonesia (PERHIMPI) di Hotel Mercure Bandung Setiabudi. Acara ini dihadiri oleh berbagai ahli dan praktisi di bidang meteorologi pertanian, termasuk diantaranya Kepala DLH Sultra, Dr Andi Makkawaru.
Dosen Teknik Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra) itu diketahui menjadi salah satu pemateri utama dalam simposium PERHIMPI dengan topik presentasi “Harnessing Digital Earth Technology” yang berlangsung dua hari berturut mulai, 30-31 Oktober 2024.
Dalam presentasinya, Andi Makkawaru menjelaskan bagaimana pemanfaatan Big Data melalui platform Google Earth Engine dan Machine Learning dapat memainkan peran penting dalam monitoring dan evaluasi reservoir air. Pemaparan tersebut, kata dia, sejalan dengan dengan studi kasus di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Provinsi Sultra.
“Dengan teknologi ini, kita dapat memantau perubahan iklim dan dampaknya terhadap ketersediaan air secara lebih akurat dan efisien,” ujar Dr Andi Makkawaru
Penelitian yang disampaikan Dr Andi Makkawaru juga menunjukkan betapa pentingnya teknologi digital dalam mengantisipasi bencana alam seperti banjir dan kekeringan, yang sering kali terjadi akibat perubahan iklim.
“Kami bisa memprediksi potensi terjadinya bencana dan mengambil langkah mitigasi yang lebih tepat dan lebih cepat,” tambahnya.
Pemaparan yang disampaikan Andi sejalan dengan instruksi dari Penjabat (Pj) Gubernur Sultra Andap Budhi Revianto yang beberapa kali menekankan pentingnya peran pemerintah daerah dalam mengantisipasi perubahan iklim demi melindungi masyarakat dari bencana alam.
“Pemerintah harus bersinergi dengan teknologi canggih untuk menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin kompleks,” tegas Andap Budhi.
Pemanfaatan Big Data melalui platform Google Earth Engine dan Machine Learning, kata Andi Makkawaru, dapat meminimalisir potensi bencana di Sultra. Inovasi ini juga efektif menjaga wilayah pertanian di Sultra yang kini dihadapkan ancaman kekeringan dan banjir yang berdampak pada perekonomian secara luas.
Selain Andi Makkawaru, simposium juga dihadiri Wakil Dekan Teknik Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra), Sufrianto. Ia ikut mengupas penggunaan Big Data dan Machine Learning dalam pengelolaan sumber daya air.
“Google Earth Engine memungkinkan kita untuk memperoleh data yang lebih akurat dan real-time, yang sangat membantu dalam pengambilan keputusan untuk pengelolaan air dan mitigasi bencana,” ungkap Sufrianto.
Dukungan penuh terhadap penelitian ini juga datang dari Rektor Universitas Sulawesi Tenggara, Prof Andi Bahrun yang berperan sebagai ketua tim peneliti dan juga Ketua PERHIMPI Sultra.
“Kolaborasi antara pemerintah daerah, akademisi, dan komunitas sangat penting untuk meningkatkan kapasitas kita dalam menghadapi perubahan iklim,” ujar Prof Bahrun.
Kongres dan Simposium PERHIMPI kali ini menjadi platform penting untuk berbagi pengetahuan serta inovasi dalam bidang meteorologi pertanian. Acara tersebut juga semakin memperkuat kerjasama antara berbagai pihak dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin nyata.
Ke depannya, diharapkan pemerintah Indonesia dapat menyusun platform teknologi canggih, seperti Google Earth Engine dan Machine Learning, untuk memberikan solusi yang lebih efektif dalam pengelolaan sumber daya alam dan mitigasi bencana, khususnya di Bumi Anoa. Adm