LAJUR.CO, KENDARI – Untuk menyesuaikan proses pembelajaran selama bulan Ramadan, SMA Negeri 1 Kendari bakal menerapkan sistem belajar mandiri bagi siswa terhitung antara tanggal 27-28 Februari serta 3-5 Maret 2025.
Kebijakan tersebut mengacu pada Surat Edaran Bersama Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Menteri Agama, serta Menteri Dalam Negeri (Mendagri) yang diterbitkan pada 20 Januari 2025 mengenai pelaksanaan pembelajaran selama bulan Ramadan.
Kepala SMA Negeri 1 Kendari Ruslan menjelaskan, kebijakan tersebut bertujuan memberikan kesempatan bagi siswa untuk tetap belajar sambil menjalankan ibadah puasa.
“Di awal Ramadan, siswa diharapkan belajar dari rumah dengan sekolah memfasilitasi pemberian tugas. Guru-guru telah menyiapkan materi dan tugas sebelum 27 Februari, yang nantinya akan dikumpulkan dan dinilai setelah siswa kembali ke sekolah,” kata Ruslan, Selasa (4/2/2025).
Proses pembelajaran tatap muka akan dimulai kembali pada 6 Maret hingga 22 Maret. Setelah itu, siswa akan menjalani libur Idulfitri pada 26 Maret hingga 8 April 2025.
Sebagai bagian dari penyesuaian selama Ramadan, SMA Negeri 1 Kendari akan mengurangi durasi jam pelajaran dari 45 menit menjadi 30 menit.
“Siswa akan pulang lebih awal, sekitar pukul 12.00 WITA atau setelah waktu Dzuhur,” tambah Ruslan.
Pada 6 Maret, setelah kembali masuk sekolah, SMA Negeri 1 Kendari juga akan menyelenggarakan berbagai kegiatan keagamaan. Ruslan menjelaskan, sekolah memiliki wadah pembinaan keagamaan, yaitu Prisma untuk siswa Muslim, Persadha untuk Hindu, Gasika untuk Katolik, dan Persik untuk Kristen Protestan.
“Kami memastikan bahwa seluruh umat beragama di sekolah mendapatkan pembinaan sesuai keyakinannya. Untuk siswa Muslim, akan ada kegiatan ibadah seperti pesantren kilat, sementara umat Hindu, Katolik, dan Protestan juga memiliki bimbingan keagamaan masing-masing melalui wadah yang sudah ada,” ungkap Ruslan.
Selain mengurangi jam pelajaran, pihak sekolah turut memberikan waktu istirahat yang cukup serta menciptakan lingkungan belajar yang nyaman agar semangat siswa tetap terjaga selama menjalankan ibadah puasa.
Ruslan berharap proses belajar mengajar selama Ramadan dapat berjalan dengan baik, baik bagi guru maupun siswa.
“Selain mengajar dan belajar, penting juga adanya unsur mendidik dan membimbing. Harapan kami, Ramadan ini menjadi momen bagi siswa untuk tidak hanya meningkatkan ilmu, tetapi juga membangun karakter dan memperkuat ibadah,” tutup Ruslan.
Laporan: Ika Astuti