LAJUR.CO, KENDARI – Ratusan ojek online (ojol) Kendari diketahui ikut nimbrung dalam aksi demonstrasi 11 April bersama ribuan mahasiswa di kantor DPRD Sultra. Mereka kompak menyuarakan tuntutan menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Ketua Aliansi Ojek Online Kota Kendari (Asoka), Liadi, mengungkapkan kebijakan Jokowi menyetujui kenaikan harga BBM dan PPN membuat rekan seprofesinya makin menderita. Dampak kebijakan tersebut paling dirasakan mereka yang bekerja sebagai tukang ojek.
“Kami ojol sangat terketuk dan sangat wajib turun aksi. Karena kelangkaan minyak goreng, PPN, BBM ini sangat berdampak buat ojol. Dimana kami kebanyakan menghabiskan waktu di jalan mencari nafkah dibanding di rumah. Makanya kami paling merasakan,” ujar Liadi.
Ia mengatakan sekitar 500 lebih pengemudi ojek online ikut dalam barisan demonstrasi akbar mahasiswa KBM Universitas Muhammadiyah (UM) Kendari yang menggelar aksi unjuk rasa di kantor DPRD Sultra.
“Kami masih koordinasi bersama teman-teman dari KBM UMK untuk aksi lanjutan. Dari aliansi ojol sendiri, hari ini ada Aliansi Ojek Online Kota Kendari (Asoka) yang turun aksi sekitar 500 orang. Itu belum semua,” kata Liadi, Senin (11/4/2022).
Terpisah, Presiden Mahasiswa (Presma) UMK, Karno mengungkapkan, turunnya mahasiswa ke jalan dipicu lambannya kinerja DPRD Sultra terhadap kepentingan publik.
Terlebih lagi perihal kenaikan harga minyak goreng yang tak kunjung usai. DPRD Provinsi Sultra diminta agar segera menstabilkan harga kebutuhan pokok masyarakat tersebut.
“Memang dari DPRD turun menemui massa aksi memberikan statement atas sikap mereka. Secara kelembagaan, kami menilai mereka lamban menyikapi isu yang meresahkan masyarakat,” tegas Karno.
KBM UM Kendari bersama Aliansi Ojol berencana akan kembali turun ke jalan membawa sejumlah tuntutan dengan massa aksi yang lebih banyak.
“Kami meminta masuk untuk hearing tapi tidak ada solusi. Kalau massa UMK aksi damai makanya memisahkan diri dari teman-teman yang lain. Ketika suasana tidak kondusif makanya dipaksa bubar sama aparat keamanan. Massa aksi langsung berhamburan,” tambah Karno.
LAPORAN : JENI