LAJUR.CO, KENDARI – Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Andap Budhi Revianto buka suara menyusul ramai sorotan publik terkait kondisi inflasi yang terkerek naik selang dua bulan memimpin Bumi Anoa. Saat apel gabungan, Senin (6/11/2023), Sekjen Kemenkumham RI pun menjawab kritik publik soal bagaimana ia mengerem laju inflasi di Sultra hingga tak sampai menebus angka 4 persen.
“Banyak orang rame menyoroti kinerja Pj Gubernur. Ada yang memainkan dengan pemberitaan,” ujar Andap.
Untuk menurunkan angka inflasi di Sultra, Andap mengaku ikut turun gunung hingga ke daerah kepulauan, salah satunya Kabupaten Wakatobi dan Muna Barat, guna memastikan program Gerakan Pangan Murah (GPM) lewat ajang pasar murah berjalan maksimal.
“Dalam rangka menurunkan inflasi, saya langsung turun ke Wakatobi dan saya membuka di Wakatobi Wave. Berbicara inflasi kita tidak boleh lebih dari 4,” cetus Andap.
Pola intervensi dilakukan pemerintah sampai pada strategi memangkas rantai panjang distribusi barang atau komoditi agar harga menjadi lebih terjangkau oleh masyarakat.
Saat pertamakali mendapat mandat menjalankan roda pemerintahan di Sultra, Andap menyebut jika sektor sandang dan pangan yang menjadi pemicu inflasi memang masuk dalam skala prioritas. Hal ini juga sejalan dengan arahan Presiden RI kepada seluruh penjabat kepala daerah di Indonesia.
“Kemarin pada saat pertama kali datang disini saya sampaikan kepada ke Sekda dan kepada Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD). Saya sampaikan ini konsep kerja saya yang pertama dari sandang pangan dan seterusnya, semua itu adalah demi kepentingan kesejahteraan masyarakat di sini. Sudah 3 kali saya berbicara dengan DPRD belum dimasukan dan kemiskinan ekstrim termasuk juga berbicara mengenai inflasi di sana saya datang dengan konsep kerja,” jelas Andap.
Intervensi harga sembako dilakukan pemerintah, kata Andap, terbukti berhasil menurunkan tren inflasi di Sultra dari posisi 3,46 persen pada periode Oktober 2023, kini melandai menjadi 3,14 pada periode November 2023.
Mantan Kapolda Sultra itu pun ikut berpesan agar publik terutama para ASN bijak melihat situasi yang berkembang. Tidak terjebak informasi hoax yang justru berkontribusi mengganggu stabilitas harga pangan.
“Salah satu hal pembelajaran di sini adalah dicek apabila terjebak pada hoax nanti yang untung adalah spekulan yang memainkan perannya dengan menaikan harga, sehingga teman-teman disini berikan informasi yang jelas sehingga masyarakat tidak panik, sehingga jangan kita biarkan situasi ini terjadi tidak stabil di situlah eksistensi peran kita sebagai ASN,” pesan Andap.
Ia mengaku cukup maklum melihat pergolakan yang muncul ditengah masyarakat menyusul kondisi tren tinggi inflasi di Sultra. Termasuk soal kritik atas kinerjanya selama dua bulan terakhir.
Sebagai kepala daerah yang diangkat lewat mekanisme pengusulan oleh DPRD Sultra dan penunjukan resmi oleh Mendagri, Andap mengatakan tak punya beban politik sehingga tak terganggu dengan isu negatif yang berkembang saat ini. Ia tetap fokus dan semangat menjalankan tugas sebagaimana amanat pemerintah pusat saat dirinya saat dilantik sebagai Pj Gubernur Sultra.
Ia berharap seluruh OPD punya semangat yang sama, berkomitmen menunjukkan performa kinerja terbaik bagi daerah.
“Saya tidak bisa berbuat apa-apa kalau teman-teman tidak membantu. Saya kira sederhana seperti, ketika saya semangat, kalau teman tidak semangat untuk membangun daerahnya harus bagaimana. Jadi pemikiran sederhana seperti itu, perlu menunjukan prioritas dan orientasi sehingga diperlukan orientasi hasil, kalau inflasi tinggi bagaimana caranya harus turun melakukan terobosan-terobosan, kerja dan harus ada pekerjaan penting, pertumbuhan ekonomi. Inflasi adalah hal yang penting yang harus disikapi, tidak memandang hari libur, saya baru sampai tadi malam di sini,” pungkas Andap. Adm