LAJUR.CO, KENDARI – Mahasiswi Fakultas Hukum (FH) Universitas Halu Oleo (UHO), Anggun Dwi Paramita, berhasil mengharumkan nama kampusnya sekaligus Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) setelah meraih medali emas pada ajang Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia (KDMI) Nasional 2025.
Kegiatan ini berlangsung selama 4 hari mulai tanggal 20 hingga 24 Oktober 2025 di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto, Jawa Tengah.
Ajang bergengsi yang diikuti 96 perguruan tinggi dari seluruh Indonesia ini menjadi momentum berharga bagi Anggun yang juga dinobatkan sebagai pembicara terbaik keempat (Best Speaker ke-4) di kategori Pratama.

Ia mengaku bangga dan terharu bisa membawa pulang medali emas untuk Kampus Hijau UHO dan Bumi Anoa.
“Perasaannya senang sekali bisa mewakili UHO dan Sultra. Tapi di satu sisi saya juga sempat tertekan untuk memberikan yang terbaik. Saat diumumkan mendapatkan emas, rasanya benar-benar bersyukur bisa memberikan hasil maksimal bagi kampus dan Sultra,” ucap Anggun Dwi Paramita, Selasa (28/10/2025).
KDMI sendiri merupakan ajang yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebagai wadah untuk mengasah kemampuan berpikir kritis mahasiswa melalui format debat British Parliamentary (BP).
Sebelum melaju ke tingkat nasional, peserta harus melalui tiga tahap seleksi, yakni tingkat universitas, wilayah, dan nasional.
“Seleksi tingkat universitas diadakan oleh UKM Bahasa Asing UHO pada 27 Februari sampai 1 Maret 2025. Dari situ disaring bibit potensial yang akan mewakili kampus, dan Alhamdulillah saya salah satu yang terpilih,” ujar Anggun Dwi Paramita.
Tahap berikutnya adalah seleksi tingkat wilayah yang dilaksanakan pada 26 sampai 28 September 2025 dan diikuti oleh 360 tim dari seluruh Indonesia. Dalam tahap ini, UHO berhasil menempati peringkat tiga di wilayah LLDIKTI IX, yang meliputi Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Sulawesi Barat (Sulbar).
Sementara itu, seleksi tingkat nasional yang digelar pada 20 hingga 25 Oktober 2025 diikuti oleh 96 perguruan tinggi terbaik hasil penyaringan dari 360 peserta di tahap wilayah.
Anggun sendiri bukan wajah baru di dunia debat. Ia telah tiga kali mewakili UHO dalam ajang KDMI, yaitu pada tahun 2023, 2024, dan 2025.
Motivasi utama wanita cantik ini mengikuti KDMI berasal dari keinginannya untuk membuktikan bahwa mahasiswa UHO juga mampu bersaing di level nasional.
“Motivasinya sebenarnya berawal dari anggapan remeh orang-orang yang bilang kalau debat di UHO tidak akan bisa berkembang. Dari situ saya ingin membuktikan bahwa kami juga bisa bersaing,” tutur Anggun Dwi Paramita.
Perjalanan menuju KDMI Nasional bukan hal mudah. Selain kemampuan berpikir cepat dan logika argumentatif, Ia mengaku tantangan terbesarnya adalah menjaga ketahanan mental, fisik, dan finansial selama persiapan.
“Persiapan tidak cukup hanya dari pelatihan internal kampus karena ajangnya sangat kompetitif. Jadi saya juga ikut pelatihan eksternal, sparing debat di komunitas online, dan coaching pribadi,” ungkap Anggun Dwi Paramita.
Anggun tak lupa menyampaikan apresiasi kepada para senior dan pelatih yang telah mendukungnya selama persiapan.
“Terima kasih untuk Kak Rene, Kak Fajrin, Kak Naufal, Kak Adha, Grace, Emy, dan tentu saja rekan satu tim saya, Aslam. Tanpa mereka, saya tidak akan bisa sampai di titik ini,” ujar Anggun Dwi Paramita.
Selain dukungan dari para pelatih, Mahasiswa FH ini juga mengakui peran kampus sangat besar, terutama dalam memberikan dukungan pendanaan selama proses kompetisi.
“Peran kampus sangat besar, terutama dalam hal pendanaan. Untuk sewa pelatih dari luar saja biayanya bisa mencapai Rp450 ribu per sesi selama 3–4 jam, jadi kami sangat berterima kasih atas dukungan kampus,” ucap Anggun Dwi Paramita.
Ke depan, Anggun berharap prestasinya dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa UHO lainnya agar berani tampil dan berkompetisi.
“Semoga lingkungan debat di UHO semakin progresif. Untuk teman-teman yang masih ragu, jangan biarkan rasa tidak percaya diri menghalangi langkahmu. Gagal itu tidak apa-apa, yang penting terus belajar dan berproses,” kata Anggun Dwi Paramita.
Laporan : Ika Astuti




