BERITA TERKINIEKOBISHEADLINE

Anyaman Nentu Kreasi Warga Muna Warnai Pameran STQH Nasional, Diminati Pengunjung Luar Daerah

×

Anyaman Nentu Kreasi Warga Muna Warnai Pameran STQH Nasional, Diminati Pengunjung Luar Daerah

Sebarkan artikel ini
Booth Disperindag Sultra di pameran STQH Nasional menampilkan beragam produk anyaman Nentu Hati Mulia, kreasi warga Kabupaten Muna.

LAJUR.CO, KENDARI — Di tengah semarak pelaksanaan Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadis (STQH) Nasional di Sulawesi Tenggara (Sultra), usaha anyaman tradisional asal Kabupaten Muna, Nentu Hati Mulia, turut mencuri perhatian.

Usaha milik Sarlin ini menjadi satu partisipan dari 300 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) lokal dalam pameran ekonomi kreatif yang digelar sepanjang 9–19 Oktober 2025. Event yang dibuka langsung Menteri Agama Nasaruddin Umar ini berpusat di kawasan Eks MTQ Kendari.

Dikenal dengan produk-produk anyaman berbahan dasar nentu -sejenis rotan lokal, Nentu Hati Mulia menampilkan berbagai kerajinan tangan. Tak hanya menarik minat pengunjung umum, produk Sarlin bahkan dibeli oleh pejabat negara serta tamu-tamu dari luar daerah.

Baca Juga :  Disperindag Sultra Proyeksi Omset UMKM Lokal Tembus Rp8 Miliar Selama Pameran STQH Nasional

Kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sultra, Rony Yakub Laute, anyaman nentu menjadi produk yang paling diminati selama pameran berlangsung. Selain itu, para pengunjung juga melirik kain tenun karya pengrajin lokal yang terkenal dengan motif khasnya.

“Pengunjung dari luar daerah mereka senang dengan tenun dan anyaman nentu. Jadi STQH skala nasional ini selain membawa misi penyiaran agama, juga memberi efek pada pertumbuhan ekonomi,” ujar Rony Yakub Laute, Selasa (14/10/2025).

Baca Juga :  Mahasiswi D3 Kebidanan Asal Muna Jadi Wisudawan Terbaik STIKES Pelita Ibu Kendari

Menurutnya, pusat kerajinan nentu berada di Lohia, Kabupaten Muna, dan saat ini masih dalam tahap pembinaan pemerintah daerah sebagai bagian dari program One Village One Product (OVOP).

Partisipasi UMKM, tambah Rony Yakub, seperti milik Sarlin memberikan dampak signifikan dalam mendorong perputaran ekonomi selama STQH. Diperkirakan, dari 300 tenant yang terlibat, total transaksi bisa mencapai Rp8 miliar selama sembilan hari kegiatan berlangsung.

“Satu UMKM bisa meraup omzet rata-rata Rp3 juta per hari. Belum lagi pengunjung yang beli oleh-oleh di luar kawasan pameran,” ucapnya.

Baca Juga :  Sherly Tjoanda Tur Wisata Air Terjun Moramo di Sela Agenda Rakornas Produk Hukum Daerah

Usaha yang digarap Sarlin telah berjalan sejak tahun 2013 silam. Lewat gelaran STQH, animo masyarakat terhadap produk-produk yang dijualnya semakin meningkat. Terbukti dengan banyaknya pembeli yang melirik kerajinan miliknya berupa perabotan rumah tangga.

“Yang laku itu tas, tatakan piring, baki, nampan, gantungan kunci, penutup tudung saji, dan piring,” kata Sarlin.

Pelaksanaan STQH 2025 bukan sekadar ajang religius, tapi juga menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi daerah. Melalui dukungan Disperindag dan Bank Indonesia Sultra, pelaku UMKM mendapat ruang untuk memperluas pasar, memperkenalkan produk unggulan, serta mengakses transaksi digital melalui QRIS. Red

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x