LAJUR.CO, KENDARI – Banjir besar mengepung sebagian wilayah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) sejak Sabtu malam (28/6/2025). Selain banjir, beberapa rumah warga mengalami longsor.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sultra Laode Saifuddin mengatakan, bencana banjir dan longsor memaksa ratusan warga mengungsi. Hujan deras yang mengguyur ibu kota Sultra selama lima hari berturut-turut membuat sejumlah sungai, termasuk Kali Wanggu, meluap hingga merendam ratusan rumah warga di empat kelurahan.
BPBD Sultra melaporkan sebanyak 139 rumah milik 141 kepala keluarga terendam banjir, dengan wilayah terdampak meliputi Kelurahan Lepo Lepo, Sanua, Sodoha, dan Kampung Salo. Di sisi lain, longsor menimbun 11 rumah yang tersebar di Kelurahan Sanua dan Sodoha, mengakibatkan satu orang mengalami luka ringan. Hingga kini, tidak ada laporan korban jiwa.
Jumlah warga yang terpaksa mengungsi mencapai 402 jiwa yang mencakup 176 kepala keluarga (KK). Sebagian besar korban ada yang memilih tinggal di rumah kerabat, ada juga yang terpaksa berdiam di tenda pengungsian darurat.
Kata Saifuddin, kondisi paling parah tercatat di Kelurahan Lepo Lepo, Kecamatan Baruga, di mana luapan Kali Wanggu menyebabkan tujuh RT terendam banjir.
“Sampai sekarang banjir belum surut, dan debit air bahkan terus meningkat di beberapa lokasi,” katanya.
Mengetahui kondisi tersebut, Gubernur Sultra Andi Sumangerukka bersama Kapolda Sultra, Minggu (28/6/2025), turun meninjau langsung lokasi terdampak dan memerintahkan pelaksanaan penanganan intensif selama tujuh hari.
Polda Sultra menurunkan personel, peralatan, dan bantuan logistik ke lapangan. Selain itu, BPBD Sultra dan Sentra Meohai Kemensos menyalurkan bantuan tahap awal kepada para pengungsi.
Pemerintah Provinsi Sultra sendiri telah melakukan upaya tanggap darurat. Saifuddin mengatakan, BPBD Provinsi Sultra menyuplai beberapa kebutuhan diantaranya selimut dan matras untuk para pengungsi. Sementara itu, bantuan dari Sentra Meohai meliputi kasur lipat, paket peralatan masak, paket family kit, lembar selimut, lembar terpal, paket lauk pauk, serta tenda keluarga. Seluruh bantuan ini disalurkan secara bertahap melalui koordinasi lintas instansi.
Selain distribusi logistik, berbagai upaya telah dilakukan, seperti pendirian tenda pengungsian, assessment kondisi warga, dan evakuasi mandiri yang didampingi oleh Tagana, Dinas Sosial Provinsi dan Kota Kendari, serta relawan masyarakat. Meski bantuan sudah mulai mengalir, kebutuhan mendesak di lapangan masih cukup tinggi. Warga membutuhkan tambahan logistik makanan, air bersih, dapur umum, perlengkapan bayi, alat kebersihan, dan fasilitas pengungsian seperti masjid dan tenda gulung.
Ia mengimbau masyarakat tetap waspada mengingat kondisi cuaca yang belum stabil. Adm