LAJUR.CO, KENDARI – Bank Sampah Bumi Mepokoaso yang berasal dari Kabupaten Konawe mengembangkan ide menerapkan program barter sampah plastik dengan bahan kebutuhan pokok rumah tangga alias sembako. Langkah ini bertujuan menggaet lebih banyak masyarakat ikut aktif memilah dan menukarkan sampah mereka ke bank sampah.
Ide ini diungkap Pendiri Bank Sampah Bumi Mepokoaso Aswan saat menjadi pemateri pada Sosialisasi Perundang-undangan Pengelolaan Sampah Daerah Tahun 2024 digelar Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sultra, Senin (16/12/2024).
Ia menjelaskan, program penukaran sampah dengan sembako masih dalam tahap gagasan dan membutuhkan perencanaan matang agar bisa diterapkan secara maksimal.
Selama ini, bank sampah yang ia kelola baru menerapkan sistem konversi sampah ke dalam bentuk tabungan rupiah kepada mitra. Ide menukar sampah menjadi sembako diyakini bisa menjadi magnet bagi masyarakat umum mengumpulkan sampah plastik untuk dibawa ke bank sampah.
“Ini baru kami gagas dan memang membutuhkan waktu untuk masuk ke tahap perencanaan. Kami perlu mempelajarinya terlebih dahulu, karena kami ingin mengonversikan sampah menjadi rupiah. Selain itu, kami juga harus mencari sembako yang dapat ditukar dengan sampah dan menentukan harga yang setara,” ujar Aswan.
Inovasi barter sampah dengan sembako akan menjadi opsi lain bagi mitra selain mengonversi sampah plastik mereka menjadi tabungan uang.
“Sampai hari ini, banyak masyarakat yang datang membawa sampah. Kami membuatkan mereka buku tabungan untuk mencatat hasil setoran mereka. Proses di bank sampah ini hampir sama dengan bank konvensional, ada pengurus dan buku administrasi yang mencatat sampah yang dihasilkan setiap minggu atau bulan,” ungkap Aswan.
Selain berkontribusi terhadap lingkungan, Aswan mengurai keberadaan bank sampah telah membuka peluang kerja baru bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang tidak memiliki pekerjaan tetap.
Sebab, sampah yang dikumpulkan bisa menjadi tabungan rupiah dan dapat dicairkan kapan saja. Aswan bercerita, salah satu mitranya bahkan memiliki tabungan hingga jutaan di Bank Sampah Mepokoaso dari pekerjaan sampingan mengumpulkan sampah plastik yang selama ini mencemari lingkungan.
“Sekarang, pemilah sampah di sini ada lima orang ibu-ibu, semuanya adalah tetangga saya. Ada juga anak muda yang mengoperasikan mesin dan mengangkut sampah,” jelasnya.
Berdiri sejak empat tahun silam, Bank Sampah Bumi Mepokoaso rerata mampu mengelola hingga 20 ton sampah non-organik per bulan. Dari total tersebut, sekitar 10 ton sampah plastik jenis PET diolah menjadi bentuk cacahan yang kemudian dikirim ke PT Sumber Plastik di Surabaya untuk dijadikan bahan baku biji plastik.
Meskipun memberikan manfaat besar bagi program pengurangan sampah plastik, keberadaan bank sampah dinilai masih kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Olehnya itu, Bank Sampah Bumi Mepokoaso saat ini hanya fokus mengelola sampah plastik yang memiliki nilai jual.
“Kami berharap ada penguatan regulasi, terutama dari pemerintah. Kami juga butuh dukungan dan perhatian karena mengelola sampah melalui bank sampah memiliki banyak kendala, seperti prasarana yang belum memadai,” kata Aswan.
Laporan : Ika Astuti