LAJUR.CO, KENDARI – Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional (HBII) tahun 2025 digelar secara daring. BB Sultra bekerja sama dengan Hiksi Komisariat KB Sultra dan DPW AGBSI Sultra menyelenggarakan webinar bertajuk Bahasa Daerah Mendukung Pendidikan Bermutu untuk Semua. Webinar dibuka oleh Kapusbanglin Badan Bahasa, Dora Amalia, turut memberikan arahan, kepala kantor, Uniawati.
Webinar menghadirkan dua narasumber, yakni Dr. Yuliyanah Sain dan Prof. La Ode Sidu Marafad. Lebih dari 150 peserta mengikuti webinar melalui aplikasi Zoom, mulai dari anak sekolah dasar, guru, duta bahasa, praktisi, hingga masyarakat umum khususnya yang berdomisili di Sultra.
Dora Amalia dalam sambutannya menyampaikan HBII tahun ini bertepatan dengan 25 tahun peringatan International Mother Language Day. Ia juga mengapresiasi pembacaan doa yang mengedepankan penggunaan salah satu bahasa daerah di Sultra yakni bahasa Tolaki.
“Saya tidak mengerti maknanya, tetapi saya yakin ada keistimewaan dari kata-kata yang disampaikan dengan menggunakan bahasa daerah dalam doa tersebut,” ujarnya.
Hal ini dapat dicontoh untuk kegiatan lain dan merupakan bentuk implementasi positif dari upaya pelestarian bahasa daerah.
Uniawati dalam arahannya mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta dan narasumber yang telah berkenan hadir dalam werbinar ini. Selain itu, Ia menekankan kembali pentingnya menggunakan dan melestarikan bahasa daerah khususnya di wilayah Sultra. Hal itu karena generasi muda banyak yang mulai melupakan bahasa daerah.
Dr. Yuliyanah Sain, akademisi, memaparkan materi tentang permainan tradisional sebagai media pembelajaran bahasa daerah.
“Permainan tradisional berbahasa daerah mengajarkan bertutur dengan menyenangkan, anak (penutur) secara tidak sadar sudah belajar ketika bermain,” ungkapnya.
Prof La Ode Sidu Marafad, ahli bahasa Muna, secara gamblang memberikan materi terkait strategi pemertahanan bahasa ibu pada generasi muda. Ia mengungkapkan bahwa keluarga menjadi tonggak utama dalam pelestarian bahasa daerah.
Peserta terlibat aktif dan antusias mengikuti webinar ini. Bahkan, adapula yang menyimak dengan nobar di dalam kelas. Perayaan HBII yang diselenggarakan secara daring ini mampu menjangkau berbagai kalangan. Webinar ini diharapkan dapat berkontribusi positif untuk menyadarkan masyarakat agar dapat mengimplementasikan bahasa daerah, baik di lingkungan keluarga maupun pendidikan. Adm