BERITA TERKINIHEADLINE

Beda Data Gubernur dan Kapolda, ARS Buka Borok Buruh TKA China VDNI yang Bakal ke Sultra

×

Beda Data Gubernur dan Kapolda, ARS Buka Borok Buruh TKA China VDNI yang Bakal ke Sultra

Sebarkan artikel ini

SULTRABERITA.ID, KENDARI – Pemprov Sultra dan DPRD Sultra rupanya belum satu suara mengizinkan 500 TKA China bertandang ke Sulawesi Tenggara di musim pandemi Corona.

BACA JUGA :

Ketua DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra), Abdurrahman Saleh (ARS) salah satunya tegas bersuara meminta penundaan kedatangan buruh Tiongkok yang akan bekerja di pabrik smelter milik PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI).

Baca Juga :  DLH Sultra Tingkatkan Kapasitas Tim Inspeksi Proper 2022

Apalagi para TKA tersebut sebagaimana dibeber ARS diindikasi belum melengkapi dokumen syarat wajib bagi buruh asing yang akan bekerja di Indonesia.

Hal ini berbanding terbalik dengan pernyataan Gubernur Sultra, Ali Mazi termasuk Kapolda Sultra, Irjen Pol Merdisyam yang menyebut dokumen maupun kewajiban 500 TKA yang akan masuk ke Sultra sudah clear.

“Tunda dulu mereka itu (500 TKA China). Ada tanggung jawab, ada portofolio yang mereka harus selesaikan dulu. Setelah itu, silahkan mereka datang. Kalau belum lengkap jangan paksakan kehendak,” ungkap ARS, Rabu 17 Juni 2020.

Baca Juga :  Jatim dan Sultra Sepakati 13 MoU, Transaksi Tembus Rp 75,5 Miliar

Ia mengungkap dokumen imigrasi dipegang para buruh China rerata berstatus visa kunjungan. Bukan visa kerja layaknya diwajibkan bagi pekerja asing yang hendak bekerja di perusahaan negara tujuan.

Beberapa oknum, sebut ARS sengaja menutupi kejangggalan ini demi memuluskan arus masuk TKA China.

“Coba kita jujur, bahwa 80-90 % TKA yang masuk di Indonesia menggunakan visa kunjungan, dan ini sangat merugikan negara, serta tidak ada kontrol dari negara karena ada segelintir orang yang menutup-nutupi kejadian ini,” ungkap ARS lagi.

Baca Juga :  Polisi Ungkap Penyebab Kecelakaan Maut di Perbatasan Kendari-Konsel

ARS juga sangsi dengan janji pendampingan tenaga kerja lokal jika 500 TKA China diterima di Sultra. Ia melihat sejauh ini belum ada tanda-tanda PT VDNI maupun PT OSS, dua smelter raksasa di Morosi mempersiapkan program pendampingan pekerja lokal.

“Kalau dibilang ada pendampingan sampai 6-10 orang per TKA, maka pihak perusahaan sedikitnya harus menyiapkan sekitar 5.000 tenaga kerja lokal,” jelas ARS.

Ia pun meminta agar TKA China lebih tertib dan mematuhi kewajiban sebelum terbang ke Sultra. Termasuk mematuhi protokol Covid-19 demi menjaga kemungkinan penyebaran virus Corona di masa pademi. Adm

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x