LAJUR.CO, KENDARI – Pemerintah pusat memulai agenda pembangunan Bendungan Pelosika di Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) tahun ini. Kepastian eksekusi infrastruktur waduk tersebut diutarakan Wakil Ketua Komisi V DPR RI Ridwan Bae.
Kepada Lajur.co, Kamis (16/5/2024), politisi Senayan daerah pemilihan Provinsi Sultra tersebut menyatakan, anggaran pembangunan Bendungan Pelosika telah masuk dalam struktur anggaran pemerintah. Proses tender proyek nasional tersebut akan berjalan bulan Juni 2024.
“Pelosika sudah masuk di anggaran 2024. Sekarang program tender di bulan 6. Semua clear. Tidak ada lagi (penundaan,red),” kata mantan Bupati Muna dua periode tersebut, Kamis (16/5/2024).
Sumber dana pembangunan konstruksi fisik Bendungan Pelosika, lanjut Ridwan Bae, berasal dari talangan budget negara China. Kucuran anggaran dari luar negeri tersebut akan membantu postur APBN yang ikut mendukung realisasi proyek waduk Pelosika dengan total pagu berkisar Rp9 triliun.
Kementerian PUPR lewat laman resminya juga telah mengumumkan agenda pembangunan Bendungan Pelosika di Kabupaten Konawe, Provinsi Sultra dan Waduk Kadunglanggar di Provinsi Jawa Tengah yang digarap bersamaan tahun 2024. Sementara itu, ada 7 bendungan berstatus on going dan 19 bendungan ditargetkan rampung oleh Kementerian PUPR tahun 2024.
Bendungan Ameroro di Kabupaten Konawe salah satu waduk berstatus PSN yang kelar dan diresmikan langsung Presiden Jokowi pada Selasa (14/5/2024). Peresmian turut disaksikan Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Pj Gubernur Sultra Andap Budhi Revianto dan Anggota Komisi V DPR RI Ridwan Bae.
Digadang Jadi Waduk Terbesar Kedua di Indonesia
Nasib pembangunan Bendungan Pelosika sempat terkatung-katung lama. Sekitar tahun 2018, proyek bernilai triliunan tersebut dicoret dari daftar proyek strategis nasional karena keterbatasan anggaran.
Di tahun yang sama, Ridwan Bae dan Anggota Komisi V DPR RI melakukan kunjungan spesifik di Provinsi Sultra, menemui Gubernur Sultra dan OPD terkait membahas kelanjutan proyek nasional tersebut.
“Awalnya yang saya ketahui bahwa ada di PSN. Tapi tidak ada lagi, keluar. Tenggelam. Setelah itu saya ungkap kembali, karena posisi bendungan ini sangat penting. Sultra banyak potensi dimiliki, bendungan ini mendukung pangan di Sultra bahkan di Indonesia,” jelasnya.
Ridwan Bae bersyukur pemerintah pusat akhirnya merealisasikan pembangunan Bendungan Pelosika.
Ia pun meminta agar masyarakat setempat ikut mendukung proses pembangunan Bendungan Pelosika sehingga berjalan lancar.
Operasional bendungan ini diketahui bakal menenggelamkan sekitar 12 desa di Kecamatan Latoma dan Asinua, Kabupaten Konawe.
“Jangan ada lagi yang masuk, ada kesulitan. Jangan dipersulit jangan ada warga bermain soal tanah,” pungkas Ridwan Bae.
Berdasarkan data Kementerian PUPR, Bendungan Pelosika memiliki kapasitas sebesar 822,26 meter kubik. Bendungan ini diharapkan dapat mengairi lahan seluas 16.000 hektar, mereduksi banjir sebesar 10,359 meter kubik per detik.
Bendungan tersebut juga diproyeksi mampu menyediakan pasokan air baku sebesar 0,20 meter per detik dan menghasilkan listrik sebesar 10,00 Mega Watt (MW).
Bendungan Pelosika digadang sebagai waduk terbesar kedua di Indonesia setelah Waduk Jatiluhur. Adm