LAJUR.CO, KENDARI – Upaya memperkenalkan hasil karya tenunan sarat makna filosofis dan budaya kini tengah digaungkan Ketua Dekranasda Kabupaten Kolaka Dety Erlinda Makkawaru.
Melihat industri tenun di daerah Kolaka mulai meredup mengharuskan pemerintah dan pihak terkait memberi perhatian lebih terhadap sektor tersebut. Terlebih, kain tenun khas Kolaka tidak kalah kompetitif dengan Wastra dari daerah lain di Sulawesi Tenggara (Sultra).
Kegiatan perkenalan dan promosi tenun khas Kolaka dimulai Dety Erlinda dengan berpartisipasi dalam pagelaran busana tahunan, Indonesia Fashion Week 2024 di Jakarta, Jumat (29/3/2024). Pameran hasil tenun dan industri tekstil mewarnai Plenary Hall Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, mulai dari 27 – 31 Maret 2024.
Parade fashion mode tanah air digelar Dekranasda DKI Jakarta itu disuport puluhan Dekranasda se-Indonesia, termasuk salah salah satunya Dekranasda Kolaka. Dalam kesempatan itu, Dekranasda Kolaka menampilkan busana hasil kolaborasi dengan perancang busana Defrico Audy.
“Kalau kita mau kenalkan ke orang luar kan harus kita ikut event. Anggaplah ini baru pembuka jalan. Semuanya motif Mekongga yang kita angkat, motif yang sudah meredup sekarang diangkat lagi,” ujar Dety Erlinda, Jumat (29/3).
Inovasi untuk membuat motif tenun Kolaka agar mempunyai daya tarik tersendiri juga perlu dilakukan. Sehingga para penenun tidak khawatir akan lokus pemasaran hasil karya mereka. Terbukanya pasar secara luas untuk memamerkan kain tenun Kolaka juga menjadi misi Dety Erlinda, dengan jabatannya mengkomandoi Dekranasda Kolaka.
“Motif yang lama kita diperbaharui, dengan cara pewarnaannya. Sekarang kita masih tradisional, jadi nanti kita dengan pewarnaan yang kekinian supaya diterima semua pasar. Kalau tidak, motifnya tidak berkembang,” lanjutnya.
Istri dari Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sultra itu juga berharap dapat membuat gebrakan baru terhadap kerajinan tenun di Kolaka. Selama ini, kata dia, aktivitas menenun di Kolaka diketahui meredup sehingga motif-motif unggulannya perlahan hilang.
Motif ‘Mekongga’ sebut Dety, adalah motif yang telah ada sejak zaman kerajaan. Namun, saat ini kurang dikenali oleh para penenun dan generasi muda. Hal itu diakibatkan minimnya upaya melestarikan budaya tenun di kalangan masyarakat Kolaka.
Sehingga dirinya berharap, bisa mengadakan pelatihan menenun dan menciptakan regenerasi pelaku tenun. Para anak muda yang memiliki bakat menenun akan didukung penuh dengan membantu membuka pasar bagi usaha tenun. Masyarakat pun bisa mendapat penghasilan dari penjualan kain-kain tenun mereka.
“Maksudnya kita mengangkat ini agar ke depannya ini motif (Mekongga) bisa menjadi nilai jual bagi masyarakat, dan masyarakat mendapat penghasilan dari tenun itu sendiri,” harapnya.
Sebagai informasi, partisipasi Dekranasda Kolaka dalam fashion show dimaksud merupakan keikutsertaan yang pertama kalinya. Red