BERITA TERKINIEKOBISHEADLINE

BI: PDRB Sultra Disokong Sektor Pertanian, Tambang dan Konstruksi

×

BI: PDRB Sultra Disokong Sektor Pertanian, Tambang dan Konstruksi

Sebarkan artikel ini
Deputi Kepala BI Sultra, Aryo T Prasetyo.

LAJUR.CO, KENDARI – Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Oktober 2022 tumbuh positif sebesar 5,4% dengan disokong tiga lapangan usaha yakni sektor pertanian, pertambangan dan kontruksi.

Sedang dari sisi permintaan didukung oleh ekspor, konsumsi rumah tangga dan pemerintah daerah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Dengan pertumbuhan di angka tersebut, diketahui kondisi inflasi di Sultra juga cukup tinggi sebesar 6,83 di posisi Oktober lalu. Sehingga harus menjadi perhatian bersama oleh stakeholder terkait.

Informasi tumbuhnya angka PDRB Sultra disampaikan Deputi Kepala BI Perwakilan Sultra, Aryo Wibowo T Prasetyo dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PBTI) yang digelar di Aula Wakatobi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sultra, Rabu (30/11/2022).

Baca Juga :  Fotografer Antara Bagi Teknik Memotret ke Mahasiswa Jurnalistik UHO

Kata Aryo, inflasi di Sultra menjadi tinggi disebabkan adanya kebijakan pemerintah atas kenaikan energi. Misalnya di bulan September, kenaikan harga-harga Avtur (Aviation Turbine) yang merupakan bahan bakar dari fraksi minyak bumi untuk transportasi udara. Selain itu kenaikan harga pangan yang bergejolak terutama pada bahan masak bawang, cabai dan minyak goreng. Kendati demikian, Aryo tetap optimis bahwa ekonomi Sultra tetap akan mengalami pertumbuhan pada akhir tahun.

“Kami melihat, di akhir tahun 2022 ada ruang untuk dapat tumbuh lagi. Dengan adanya realisasi anggaran pemerintah daerah yang biasanya di akhir tahun akan tumbuh. Kemudian ada juga tumbuhnya konsumsi rumah tangga,” ujar Aryo Wibowo T Prasetyo.

Baca Juga :  Cara Mudah Cek Pajak Kendaraan Bermotor secara Online

Dalam hal ini peran Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) sangat penting. Sinergi dan inovasi perlu dilakukan dengan mengontrol distribusi barang, melihat pasokan, memperkuat kerjasama dengan daerah, kewajaran harga, menciptakan operasi pasar seperti pasar terbuka dan pasar lelang, serta komunikasi kepada stakeholder mengenai mekanisme pengendalian inflasi yang akan dijalankan. Untuk dapat menurunkan angka inflasi, bagi Aryo perlu dibuatnya kemandirian sektor pertanian.

“Ke depan yang dapat kita kelola adalah pengendalian inflasi dari sisi ketahanan pangan. Karena yang kami lihat di Sultra ini punya peluang untuk memperluas lahan produksi yang tidur, dan yang paling penting ke depannya adalah kemandirian sektor pertanian,” lanjutnya.

Baca Juga :  Melsy : Mudahkan Peserta, Aplikasi Mobile JKN Kualitas Jempolan

BI juga akan mendorong kegiatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk meningkatkan kapasitas ekonomi di dalam pengembangan ekonomi.

“Kita melakukan kegiatan ekspo UMKM. Kami bekerja sama dengan PBD, OJK dan OPD terkait sehingga ada tim panitia bersama memberikan ide dan masukan hingga sharing anggaran sehingga kegiatan berjalan dengan baik,” ucapnya.

Terakhir Aryo mengharapkan UMKM di tahun 2023 nanti dapat bergerak ke depan dengan memahami arti digital payment, digital marketing, digital produksi, digital farming dan juga penguasaan dari hulu ke hilir.

LAPORAN : NISA
EDITOR : JENI








0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x