LAJUR.CO, KENDARI – Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencetak rekor penyerapan gabah dan beras yang fantastis sepanjang panen raya tahun 2025. Catatan penyerapan beras tertinggi menempatkan Sultra masuk dalam jajaran 10 besar provinsi di Indonesia yang berkontribusi besar menyukseskan target penyerapan gabah setara 3 juta ton beras yang dicanangkan oleh Presiden RI Prabowo Subianto pada tahun 2025.
Informasi tersebut disampaikan Kepala Perum Bulog Sultra Siti Mardati Saing di sela peninjauan panen raya padi di Desa Nario Indah, Kecamatan Wawotobi, Kabupaten Konawe, Rabu (21/5/2025).
Keberhasilan panen raya berturut-turut pada sejumlah sentra pangan di Sultra yang diperkuat strategi pembelian langsung gabah panen petani dengan patokan harga Rp6.500 per kilogram, sangat signifikan mendongkrak angka penyerapan beras Bulog Sultra.
Mardati menyebut, hingga periode Mei 2025, total gabah yang diserap oleh Perum Bulog Sultra mencapai 114 ribu ton. Sementara untuk jenis beras berkisar 2.400 ton.
“Sultra sebenarnya masuk 10 besar pemasok 3 juta ton. Yang sekarang sudah diserap, gabah 114 ribu ton, beras 2.400 ton. Jadi sisa 1.000 ton lagi kita sudah mencapai 64 ribu ton. Realisasi saat ini sudah 98 persen,” terang Mardati Saing.
Dari sejumlah kabupaten sentra produksi beras tersebar di Bumi Anoa, Kabupaten Konawe masih mendominasi produksi sekaligus penyuplai beras tertinggi di Provinsi Sultra. Prestasi ini mengukuhkan Konawe sebagai lumbung beras di Sultra.
Kepala Cabang Perum Bulog Unaaha Abdan Djarmin menguraikan, penyerapan gabah di Kabupaten Konawe dimulai sejak Februari 2025. Pembelian gabah hasil panen petani mengacu pada kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Gabah Kering Panen (GKP) sebesar Rp6.500 yang resmi diberlakukan sejak tanggal 15 Januari 2025.
Hingga periode 20 Mei 2025, realisasi penyerapan gabah di tingkat petani lokal Kabupaten Konawe telah menembus 34 ribu ton, beras 1.500 ton dan setara beras 20 ribu ton.
“Informasi potensi luas tanam kita masih ada 9.000 ha. Kita malah sudah tiga kali penambahan target, selalu dicapai,” terangnya.
Panen Melimpah, Bulog Tambah Gudang Filial
Jumlah serapan beras yang melesat signifikan mengharuskan Bulog Unaaha bergerak cepat menambah gudang cadangan sekaligus memperluas kemitraan mitra maklon alias penggilingan. Skema penyewaan gudang dilakukan untuk mengakomodir panen petani serta mempercepat realisasi penyerapan beras.
Abdan mengatakan, kondisi gudang Bulog Unaaha yang berkapasitas 7.000 ton saat ini tak lagi mampu menampung volume beras dari hasil panen raya petani Konawe.
“Kita total punya 8 gudang ini dengan kapasitas 12 ribu ton. Gudang Bulog 7.000 ton sudah over kapasitas,” jelasnya.
Mendampingi kunjungan Kepala Perum Bulog Sultra di Kabupaten Konawe, Abdan memperlihatkan Gudang JR Perkasa, salah satu gudang filial mitra Bulog di Desa Uepai, Kecamatan Uepai dan mitra maklon penggilingan beras di Kecamatan Wonggeduku Barat.
Kondisi Gudang JR Perkasa tampak nyaris penuh. Sekitar 3.100 ton beras pemerintah menumpuk, hanya menyisakan 60 ton volume tambahan dari total 3.160 daya tampung gudang.
Mardati Saing menyatakan, secara keseluruhan total gudang filial Bulog se-Sultra mencapai 17 unit. Penyewaan unit gudang diprediksi masih akan bertambah menyusul melimpahnya produksi beras di Sultra.
Ia menuturkan, keberhasilan Bulog memaksimalkan penyerapan beras tak lepas dari dukungan penuh Gubernur Sultra, Andi Sumangerukka, yang menginstruksikan tata niaga beras dijaga ketat agar tak keluar dari Sultra.
“Sepanjang sejarah Bulog, ini penyerapan yang terbesar sekarang. Beras sekarang melimpah. Stok ketahanan pangan di Sultra sampai 32 bulan ke depan. Dengan adanya instruksi Gubernur, dukungan agar utamakan pemenuhan cadangan beras Bulog, jangan dulu keluar Sultra, sangat efektif,” terang Mardati Saing. Adm