BERITA TERKINIKESEHATANNASIONAL

Dampak Rokok Terhadap Perkembangan Neurologis Anak Balita

×

Dampak Rokok Terhadap Perkembangan Neurologis Anak Balita

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi. Foto: Ist

LAJUR.CO, KENDARI – Tidak hanya perokok yang berisiko mengalami masalah kesehatan akibat residu dan bahan kimia pada rokok. Anak-anak yang terpapar asap rokok dan berinteraksi dengan perokok juga berisiko terkena dampaknya.

Dampak rokok pada balita, salah satunya yaitu mengganggu perkembangan neurologisnya.

Praktisi kesehatan masyarakat dr. Ngabila Salama mengatakan bahwa balita yang menjadi perokok pasif, yaitu menghirup asap rokok secara langsung ataupun residu rokok yang tertempel pada benda-benda, rentan mengalami gangguan tumbuh kembang.

Dalam “Asap Rokok Ganggu Tumbuh Kembang Anak” yang disiarkan Kementerian Kesehatan di Jakarta, Jumat, Ngabila menjelaskan bahwa terdapat sepuluh aspek perkembangan neurologis balita yang terdampak rokok.

Baca Juga :  10 Peserta Lomba Kurasi Proposal Film Desa Wisata Sultra, Terbanyak Dari Kota Baubau

“Yang pertama adalah motorik kasar, yang kedua adalah motorik halus, yang ketiga adalah kemampuan kognitif atau berpikir, IQ. Yang keempat adalah bahasa, ya. Lalu kelima konsentrasi, keenam ADHD atau autis, attention deficit hyperactivity disorder,” ujar Ngabila dikutip dari Antara.

Dia juga menjelaskan, residu atau asap rokok juga mengakibatkan gangguan pendengaran, gangguan pemusatan konsentrasi, gangguan beradaptasi terhadap lingkungan, perawakan yang lebih pendek, serta badan yang lebih kurus.

Pada anak yang hipersensitif atau memiliki bakat asma, maka reaksi terhadap rokok dapat timbul dalam hitungan jam atau bahkan hari.

Baca Juga :  Siap-siap, Gaji Pekerja Swasta Dipotong Simpanan Tapera per Tanggal 10

“Ada anak kita jadi langsung gampang batuk pilek, ISPA, padahal udah divaksin influenza, misalnya udah di vaksin macem-macem, PCV, pneumonia, tapi tetap kena batuk pileknya sering, imunitasnya yang lebih rendah juga, nah itu efek daripada radikal bebas,” katanya.

Adapun secara makro, yaitu pada perkembangan kognitif atau otak, enam bulan dapat terlihat efeknya.

Ngabila juga mengatakan bahwa rokok dapat mengakibatkan stunting pada anak.

Menurutnya, untuk mencapai Indonesia Emas 2045, pencegahan tersebut perlu dilakukan jauh sebelum anak lahir, yaitu pada 1000 hari kehidupan, mulai dari kandungan.

Baca Juga :  Pj Gubernur Andap Tekankan Loyalitas dan Pelayanan ke Ribuan PPPK Usai Serah Terima SK

Oleh karena itu, dia mengingatkan bagi orang tua atau anggota keluarga yang belum dapat menghentikan rokok, untuk tidak membawa rokok, baik konvensional, herbal, ataupun elektrik, ke dalam rumah.

“Kalau nyampai rumah, langsung mandi bersih, sabunan, keramasan, karena sisa di baju kita itu juga terhirup, dan itu anak-anak jadi third-hand smoker,” ujarnya.

Dia juga mengingatkan orang tua untuk menciptakan rumah yang bebas dari asap rokok, bahkan kalau bisa asbak tidak ada, agar anak-anak tidak meniru kebiasaan tersebut. Adm

Sumber : Kompas.com

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x