LAJUR.CO, KONAWE – Kehadiran mega industri Morosi diakui sukses menekan angka pengangguran yang ada di Konawe. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, H Joni Pisi mengatakan angka pencari kerja mencapai ribuan kini menjadi nihil.
Sejak tahun 2020, berdasarkan data Dinas Nakertrans Konawe tercatat ada 8000 orang pencari kerja di daerah basis mega Industri Morosi tersebut.
Tahun ini, kata Joni, warga yang masuk kategori pengangguran tersebut telah terserap seluruhnya sebagai tenaga kerja pada dua perusahaan smelter raksasa Morosi, PT VDNI dan PT OSS.
“Sebenarnya kalau kita real itu untuk tenaga kerja semestinya itu sudah tidak ada pengangguran. Kita punya pencari tenaga kerja cuma tahun 2019 itu kan tidak sampai 8000 semua sudah diserap di PT.VDNI. Sekarang ini saja sudah ada 10 ribu pekerja lokal yang kerja di Morosi,” ungkap Joni Pisi.
Khusus angkatan kerja yang baru menyelesaikan studi di bangku perkuliahan, mantan Kepala Dinas PU Konawe itu mengatakan mereka sejauh ini belum terdeteksi oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Konawe.
“Kan kita bingung juga karena ada juga yang mengambil surat domisili, tapi alhamdulillah sudah ada syarat yang di tetapkan Pak Bupati keterangan domisili itu harus berlaku minimal 6 bulan,” tuturnya saat diwawancarai Lajur.Co (16/4/2021)
Merunut data angka pencari kerja di Disnakertrans Konawe dimana hampir keseluruhan telah terserap di Morosi, seharusnya tidak ada lagi istilah pengangguran di Konawe.
Namun, banyak oknum mengambil memanfaatkan keberadaan PT VDNI maupun PT OSS mengambil surat keterangan sebagian warga Konawe agar bisa bekerja di perusahaan tambang tersebut.
Kondisi tak pelak menimbulkan dilema dan masalah dalam proses pendataan angka pengangguran di rill di Konawe.
“Data pencari kerja berdasarkan data angka A1 yang dimiliki harusnya sudah tidak ada data pengangguran di kabupaten Konawe. Tapi kan kami tidak tau dari luar banyak yang ambil keterangan domisili,” pungkasnya. Adm