BERITA TERKININASIONAL

Efek Jangka Panjang Pakai Premium, Bisa Keracunan Gas Buang Kendaraan

×

Efek Jangka Panjang Pakai Premium, Bisa Keracunan Gas Buang Kendaraan

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi Bahan Bakar Minyak Premium. Foto : Ist

LAJUR.CO, JAKARTA – BBM Premium rencananya bakal dihapus dan digantikan dengan jenis lain yang lebih ramah lingkungan. Namun demikian, kabar terbaru menyebutkan bahwa rencana ini batal dan tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

Padahal Premium dengan RON 88 sudah lama tidak relevan dengan mesin mobil dan motor keluaran baru. Standar Euro 2 yang diusung Premium sudah tertinggal jauh, dengan emisi Euro 4 yang berlaku sekarang.

Baca Juga :  Mengenal End-to-end Encryption WhatsApp, Benarkah Aman?

Ahmad Safrudin, Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bahan Bakar Bertimbel (KPBB), penggunaan BBM Premium dalam jangka panjang tidak hanya merusak mesin, tapi juga mengganggu kesehatan.

Pria yang akrab disapa Puput itu mengatakan, Premium 88 dan Pertalite 90 memiliki kadar belerang 200 PPM (Part Per Million). Sementara standar Euro 4, itu menghendaki hanya maksimum 50 PPM.

Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.

Baca Juga :  Pasca Gempa 5,8 SR Mamuju, Pertamina Pastikan Pasokan BBM dan LPG di Sulawesi Aman

Daftarkan email

Pemakaian Premium dan Pertalite pada mobil atau motor keluaran baru pun bisa berdampak pada rusaknya komponen mesin.

“Ketika catalytic converter rusak dan Diesel Particulate Filter (DPF) rusak, knalpotnya akan makin ngebul,” ujar Puput, dalam diskusi virtual (6/1/2022).

“Di sana akan tinggi hidrokarbon, dan sangat karsinogenik, kemudian sangat tinggi juga karbon monoksida yang sangat mematikan,” kata dia.

Menurut Puput, dalam jangka waktu sebentar, menghirup karbon monoksida dapat membuat tubuh lemas.

Baca Juga :  Siap-siap! BBM, Ban Karet, dan Deterjen Bakal Kena Cukai di 2027

Sementara jika menghirup dalam waktu lama bisa membuat pingsan. Adapun jika lama sekali atau terus menerus, orang bisa meninggal.

“Kita masih ingat kasus Brexit beberapa tahun lalu, kan ada yang meninggal 17 orang, setelah kami telisik 11 di antaranya meninggal karena keracunan karbon monoksida,” ucap Puput. Adm

Sumber : Kompas.com

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x