LAJUR.CO, KENDARI – Untuk kesekian kalinya, “Sail to Indonesia”, sebuah turnamen reli yacht tahunan bakal digelar kembali. Even ini merupakan kegiatan bahari terpanjang, terlama dan terbesar di dunia yang digelar dalam satu negara.
Penyelenggaraannya sudah berlangsung selama 20 tahun berturut – turut. Peserta event “Sail to Indonesia” biasanya melintasi sejumlah destinasi wisata di tanah air. Rute pelayarannya sangat bervariasi setiap tahun.
Kegiatan “Sail to Indonesia Rally 2025” dijadwalkan akan berlangsung pada bulan Agustus – September mendatang. Peserta akan mengunjungi destinasi wisata unggulan di 18 kabupaten/kota di Indonesia.
Titik masuk peserta kegiatan ini mulai dari Maluku Tenggara dan keluar di Batam, Kepulauan Riau. Perairan Kabupaten Wakatobi merupakan salah satu lajur pelayaran yang rutin dilintasi kapal-kapal pesiar partisipan kegiatan tersebut.
Wagub Sulawesi Tenggara (Sultra), Hugua, membeberkan kesiapan Wakatobi sebagai destinasi utama penyambutan peserta reli kapal layar internasional terpanjang dan terbesar di dunia itu.
Infrastruktur seperti Marina Togo Mowondu yang berskala internasional, disebut menjadi modal Wakatobi siap menyambut ratusan kapal yacht mancanegara. Marina Togo Mowondu diketahui memiliki kapasitas memadai dengan daya tampung mencapai 500 orang.
“Cita – cita saya sejak awal kita bentuk Marina Togo Mowondu itu, sebagai simbol bahwa Wakatobi menjadi alur rutin lintas kapal yacht. Kapal itu pasti singgah di sana,” ujar mantan Bupati Wakatobi itu.
Hugua sendiri merupakan Bupati Wakatobi pertama dan menjabat selama dua periode sejak tahun 2006 hingga tahun 2016. Populernya keindahan terumbu karang Wakatobi hingga ke mancanegara saat ini tidak lepas dari peran besar seorang Hugua semasa menjabat.
“Wakatobi menurut saya paling unik di seluruh Sultra. Kalau anda ke sana, pasti merasa bukan di Indonesia, atau di Sultra. Pasti lain. Karena memang dibangun futuristik, hal hal yang tidak pernah dibayangkan orang ada di sana, sudah kelas dunia,” ucap Hugua.
Karena keindahan wisata bahari itulah, Hugua juga menyebut jika gugusan pulau Wakatobi saat ini tengah menjadi benchmark dunia. Wakatobi, lanjutnya, menjadi pusat berlabuh yang aman bagi kapal – kapal pesiar yang melintasi laut Pasifik.
Menurut Hugua, rute para pelayar dunia dari Darwin, Australia menuju Indonesia bagian barat seperti Saumlaki, Buru, Banda hingga Wakatobi, menunjukkan pentingnya posisi strategis daerah maritim ini.
Sehingga ia mendorong daerah sekitar seperti Buton Selatan, Buton, dan Kota Baubau untuk proaktif dalam menyambut para pelayar mancanegara.
Pemilik yacht yang akan datang, sambungnya merupakan miliarder dunia dengan gaya hidup eksklusif. Mereka hanya akan berhenti jika merasa tertarik dan disambut dengan baik.
“Tanpa ada event pasti singgah karena itu menjadi benchmark dunia. Wakatobi itu adalah tempat berlabuh buat kapal yacht,” tambahnya.
Kabupaten Wakatobi sendiri memiliki beberapa event menarik untuk menyambut kunjungan wisatawan internasional dalam agenda Sail to Indonesia Rally 2025. Ada dua kegiatan wisata bagian dalam kalender nasional Karisma Event Nusantara (KEN) 2025 yakni Festival Wowine dan Wakatobi Wave.
Penyelenggaraan Festival Wowine akan berlangsung bersama dengan kedatangan para pelesir yang mengikuti acara Sail to Indonesia Rally. Festival perempuan maritim ini direncanakan terlaksana pada tanggal 8 – 10 Agustus 2025. Sementara Wakatobi Wave akan dilaksanakan pada 24–28 Oktober 2025.
Dengan dukungan 11 kementerian/lembaga serta masuknya dua festival budaya utama ke KEN 2025, Wakatobi tidak hanya siap menjadi persinggahan pelaut dunia, tapi juga menjadi panggung etalase budaya maritim Indonesia. Red