LAJUR.CO, KENDARI – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat inflasi tahunan (year-on-year/yoy) Provinsi Sultra mengalami lonjakan signifikan pada Agustus 2025. Dalam rilis resmi per 1 September 2025, inflasi Sultra tercatat sebesar 3,75 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 110,32. Angka ini jauh melampaui inflasi nasional yang berada di kisaran 2,31 persen pada Agustus 2025.
Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, inflasi tahunan di Sultra juga menunjukkan peningkatan. Pada Juli 2025, BPS melaporkan inflasi yoy Sultra sebesar 3,72 persen, yang berarti terjadi kenaikan meskipun tipis.
Tingkat inflasi ini melampaui rentang target ideal Bank Indonesia yaitu 2,5±1 persen. Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, dalam kunjungan kerjanya ke Sultra belum lama ini, mengingatkan pemerintah daerah untuk menjaga inflasi tetap terkendali pada kisaran 1,5 persen hingga 3,5 persen agar daya beli masyarakat tetap terjaga.
Berdasarkan data dari empat kabupaten dan kota yang menjadi cakupan perhitungan IHK, inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Konawe, yaitu sebesar 4,97 persen dengan IHK 111,14. Sementara itu, inflasi terendah tercatat di Kota Kendari, yakni 2,89 persen dengan IHK 109,23.
Masih merujuk pada data BPS, inflasi yoy di Sultra dipicu oleh kenaikan harga di sejumlah kelompok pengeluaran. Kontributor tertinggi berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi mencapai 7,98 persen.
Adapun kelompok pengeluaran lainnya yang turut memberikan andil terhadap inflasi antara lain, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,84%; perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,50%, kelompok kesehatan sebesar 2,71%, kelompok transportasi sebesar 1,10%.
Berikutnya kelompok pengeluaran untuk kebutuhan rekreasi, olahraga, dan budaya 0,84%; pendidikan 3,02%; restoran 2,24% dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 6,96%
Sementara itu, dua kelompok pengeluaran mencatat deflasi yoy, yaitu pakaian dan alas kaki -0,75%; informasi, komunikasi, dan jasa keuangan -0,05%. Adm