SULTRABERITA.ID, KENDARI – Bank Indonesia mencatat Sulawesi Tenggara mengalami peningkatan inflasi sebesar 0,26 persen pada periode Mei 2020 yang bertepatan dengan momen Idulfitri 1441 H.
BACA JUGA :
- Mahasiswi IAIN Kendari Jadi Juara KTI Hadis STQH 2025 Kota Kendari
- Komunitas Kendari Membacakan Nyaring Kenalkan Membaca Seru ke Anak-Anak
- Pemkot Kendari Beri Bonus Tinggi ke Juara STQH ke-28, Terendah Rp5 Juta
- Kematian Pneumonia di RI Nanjak 3 Kali Lipat, Ini Gejala Flu yang Bisa Jadi
- Berawal dari Iseng, Siswi SMAN 2 Kendari Sukses Juarai Lomba Puisi Nasional
Pimpinan BI Sultra, Suharman Tabrani menyatakan meskipun mengalami peningkatan, tekanan inflasi pada lebaran tahun ini jauh dibawah rerata capaian inflasi momen idulfitri dalam tiga tahun terakhir yang mencapai 2,40% (mtm) dan relatif terkendali.
“Dengan capaian tersebut, inflasi tahunan dan tahun berjalan di Sultra tercatat masing-masing sebesar -0,21% (yoy) dan -0,39% (ytd),” ungkap Suharman.
Terkendalinya laju inflasi di Sultra dipengaruhi dua faktor yakni berjalannya program pasar murah selama pandemi Corona.
“Terkendalinya inflasi pada periode Idul Fitri tidak terlepas dari berbagai upaya yang dilakukan oleh TPID se-Sulawesi Tenggara. Upaya pelaksanaan pasar murah di beberapa lokasi dengan tetap menaati protokol keamanan Covid-19 dilakukan sebagai upaya untuk menjaga keterjangkauan harga dan memberikan kemudahan kepada masyarakat ditengah pandemi yang terjadi saat ini,” papar Suharman.
Berikut adalah adanya kebijakan pemerintah daerah untuk memberikan bantuan langsung berupa sembako terhadap masyarakat yang terdampak langsung dari Covid-19. Strategi ini memberikan dampak terhadap ketersediaan pasokan dan terjaganya permintaan masyarakat sehingga lonjakan kenaikan harga yang biasa terjadi pada periode Idulfitri dapat diredam.
Lebih jauh menyangkut tekanan inflasi Sultra pada Mei 2020, kata Suharman disebabkan peningkatan pada komoditas ikan-ikanan seiring dengan pola operasional nelayan yang terbatas selama menjelang dan sesudah Idulfitri 1441 H.
Selain itu, lanjut Suharman mulai berlangsungnya angin musim timur juga berdampak pada terjadinya peningkatan tinggi gelombang di wilayah penangkapan utama perikanan di Sultra sehingga mendorong terjadinya peningkatan harga pada beberapa komoditas.
Beberapa jenis ikan yang tercatat mengalami inflasi antara lain adalah jenis ikan layang (6,9% mtm), cumi-cumi (14,3% mtm) dan ikan cakalang (6,55% mtm).
Komoditas lain yang juga mengalami peningkatan cukup signifikan adalah bawang merah (16,0% mtm). Hal ini, oleh BI Sultra disebabkan terbatasnya produksi petani lokal dan perdagangan dengan daerah lain.
Sementara tekanan inflasi pada bulan Mei 2020 sedikit tertahan oleh penurunan harga yang terjadi pada beberapa komoditas seperti telepon seluler (-9,5% mtm), beras (-1,4% mtm) dan telur ayam ras (-6,1% mtm).
“Secara spasial, inflasi di Sulawesi Tenggara disebabkan oleh inflasi yang terjadi di kedua kota sampel penghitungan inflasi, yaitu Kota Kendari dan Kota Baubau,” jelasnya.
Kota Kendari tercatat mengalami inflasi sebesar 0,31% (mtm), meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar -0,05% (mtm).
Sementara Kota Baubau juga tercatat mengalami inflasi meskipun lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya, yaitu dari 0,88% (mtm) pada April 2020 menjadi 0,09% (mtm) pada Mei 2020.
Dengan kondisi tersebut, inflasi tahunan di Kota Kendari dan Kota Baubau masih berada pada level yang sangat terjaga, yaitu sebesar -0,49% (yoy) dan 0,79% (yoy). Adm