SULTRABERITA.ID, KENDARI – Jelang Kedatangan Tenaga Kerja Asing (TKA) China gelombang II, Senin 29 Juni 2020, Kantor Imigrasi Kendari didatangi massa aksi demonstrasi dari Persatuan Pemuda Mahasiswa Sultra.
BACA JUGA :
- 7 Skill yang Wajib Orang Tua Ajarkan Kalau Mau Anak Sukses
- Bappeda Sultra Bahas Update Agenda Pembangunan Jembatan Muna – Buton
- Fungsi Kolam Retensi Jalan! Sedimen Lumpur, Pintu Air Tanggul Dicuri Perparah Banjir di Kendari
- Masa Jabatan Rektor UHO Diperpanjang, Ini Alasan Kementerian
- Pemuda Asal Sulawesi Tenggara Ciptakan Search Engine ‘Google’ Karya Anak Bangsa
Aksi unjuk rasa berlangsung ricuh. Massa menerobos masuk kantor Imigrasi Kendari, merusak pagar dan melempari halaman kantor dengan sampah.
Hal ini dilakukan lantaran Kepala Kantor Imigrasi Kendari, Hajar Aswad, urung keluar menemui massa yang sejak pagi berorasi di depan kantor.
Dalam aksinya, Jenderal Lapangan, Awal Rafiun, menuding Kepala Imigrasi Kendari, Hajar Aswad, melakukan pembohongan publik dan tidak konsisten dengan janji diucapkan.
Dimana sebelumnya, Hajar Aswad menyatakan kesiapan mundur dari jabatan jika gelombang II buruh Tiongkok kembali diijinkan mendarat di Sultra.
“Dalam pernyataanya pada aksi pertama dia menyatakan siap mundur apabilah TKA gelombang kedua hadir di Sultra. Namun pasca pernyataan tersebut dia kembali melakukan klarifikasi dadakan di salah satu media. Kami mendesak Kepala Imigrasi bertanggung jawab atas ucapanya yang kami nilai telah melakukan pembohongan publik,” cetusnya.
Pelayanan Paspor Terganggu
Aksi demonstrasi di Kantor Imigrasi Kendari membuat pelayanan pengurusan paspor terganggu. Beberapa masyarakat yang hendak mengurus dokumen imigrasi balik arah lantaran aksi unjuk rasa.
Aksi demonstrasi Aliansi Persatuan Pemuda Mahasiswa Sulawesi Tenggara Bergerak masih berkaitan dengan rencana kedatangan 500 TKA Tiongkok yang dipekerjakan PT VDNI dan PT OSS gelombang kedua di Sultra.
Saat orasi, massa membakar ban bekas dan keranda mayat di depan pagar Kantor Imigrasi Kendari sebagai bentuk penyesalan dan kecaman hilangnya hati nurani pihak imigrasi. Hal ini dilakukan sebelum aksi lempar sampah pengrusakan pagar kantor imigrasi.
“Kita mendesak dan memburu pernyataan Kepala Kantor Imigrasi Kendari untuk tetap pada komitmen sebelumnya, terkait pernyataan Kakanim, bahwa TKA PT VDNI dan PT OSS tidak diizinkan memasuki Bumi Anoa, jika masih status Pandemi Covid 19 belum usai. Kebijakan sepihak mengizinkan TKA China masuk ke Sultra. Kepentingan ini sangat merugikan khalayak luas dan mengenyampingkan perberlakuan pandemi covid-19,” papar Rafiun.
“Sultra saat ini masih pandemi Covid 19. Imigrasi Kendari tidak konsisten setelah adanya pernyataan yang telah dibuat sebelumnya untuk tidak mendatangkan 500 TKA China,” papar Rafiun lagi.
Sebagai informasi, Selasa 23 Juni 2020 lalu 156 Tenaga Kerja Asing (TKA) China gelombang pertama direkrut PT VDNI dan PT OSS mulus mendarat di Kota Kendari ditengah gelombang aksi unjuk rasa menolak buruh Tiongkok.
Gelombang kedua TKA China dikabarkan akan tiba pada Selasa, 30 Juni 2020 melalui Bandara Haluoleo Kendari. Adm