LAJUR.CO, KENDARI – Belakangan ini, banyak orang tua curhat di media sosial karena anaknya harus dirawat di rumah sakit akibat influenza. Para orang tua merasa khawatir karena anaknya mengalami demam, flu dan batuk yang tak kunjung usai meski sudah di rawat inap.
Beberapa anak terdeteksi mengalami influenza tipe A dan sebagian lainnya mengalami influenza tipe B. Lalu, apa perbedaan di antara keduanya? Yuk, simak penjelasan para ahli di bawah ini.
Apa Itu Influenza A,B, dan C?
Menurut anggota UKK Respirologi IDAI, dr. Nastiti Kaswandani, SpA (K), influenza adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus influenza. Ada 3 tipe influenza, tapi yang paling sering menyerang manusia adalah influenza A dan influenza B.
Perbedaan influenza tipe A, B dan C
Influenza A
Influenza tipe ini menyebabkan sekitar 70-75% kasus flu di dunia. Contohnya flu burung (H5N1) dan flu babi (H1N1).
Sumbernya bisa dari hewan, misalnya burung atau babi yang bermutasi lalu menular ke manusia dan lebih sering menyebabkan wabah besar.
Influenza B
Hanya menyerang manusia, biasanya bersifat musiman. Gejalanya mirip dengan influenza A, tapi penyebarannya lebih lambat.
Influenza C
Merupakan tipe yang paling ringan dan tidak menyebabkan wabah.
Perbedaan Influenza dan Common Cold
Gejala influenza lebih berat dibanding pilek biasa atau yang sering disebut common cold alias salesma.
Jika imunitas anak cepat meningkat, salesma cenderung lebih mudah sembuh dengan sendirinya. Umumnya anak hanya perlu istirahat yang cukup, mencukupi kebutuhan cairan, dan makan makanan bergizi, serta kompres dengan air hangat jika ada demam.
“Jadi satu pemahaman bahwa tidak semua batuk pilek itu disebabkan oleh influenza, lebih sering virus-virus yang lain yang biasanya cepat sembuh, yang disebut dengan selesma atau common cold.” kata dr. Nastiti.
Gejala flu (commod cold)
- Bersin-bersin
- Tenggorokan sakit
- Pilek
- Nyeri dan pegal (ringan)
- Demam (jarang)
- Sakit kepala (jarang)
- Batuk (ringan)
Gejala Influenza pada Anak
Umumnya sulit dibedakan tanpa pemeriksaan lab, karena gejalanya mirip seperti:
- Demam tinggi
- Batuk, pilek, sakit tenggorokan
- Nyeri otot, sakit kepala, dan badan lemas
- Pada anak bisa disertai mual atau muntah
Selain itu, kenali red flag yang perlu segera dibawa ke dokter jika anak mengalami tanda-tanda:
- Demam tinggi tidak turun
- Sesak napas
- Kejang
- Anak tampak mengantuk atau penurunan kesadaran
Kenapa Anak Lebih Rentan?
Data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menunjukkan bahwa tingkat rawat inap akibat influenza pada anak usia 1–4 tahun dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan kelompok lain.
Salah satu penyebabnya adalah virus influenza yang cepat bermutasi, sehingga tubuh sulit membentuk perlindungan jangka panjang.
“Mutasi virus influenza mengubah bentuk protein, sehingga yang tadinya bisa dicegah dengan vaksinasi menjadi menghindar karena mutasi ini,” ujar dr. Nastiti
Bahaya Influenza Bila Tidak Ditangani
Jangan anggap influenza sekadar flu biasa, Moms. Karena jika tidak ditangani dengan tepat, influenza bisa memicu komplikasi serius seperti:
- Paru-paru: pneumonia, bronkitis, asma kambuh
- Jantung: peradangan otot jantung (miokarditis)
- Sistem saraf: kejang, koma, peradangan otak
- Ginjal: bahkan bisa memicu gagal ginjal
Apa yang Harus Dilakukan?
Konsultasi ke dokter jika anak demam tinggi, tampak lemas, atau muncul red flag.
- Pengobatan biasanya: diberikan parasetamol, cairan cukup, vitamin, dan istirahat yang cukup.
- Oseltamivir (obat antivirus) yang hanya diberikan untuk kasus berat atau anak dengan daya tahan tubuh rendah. Tidak semua perlu.
- Jaga kebersihan: rajin cuci tangan, etika batuk, dan pakai masker bila sakit.
Siapa yang Perlu Vaksin Influenza?
Vaksin influenza dianjurkan untuk:
- Anak usia ≥ 6 bulan
- Lansia
- Ibu hamil
- Orang dengan penyakit kronis (misalnya asma, diabetes, penyakit jantung)
- Tenaga kesehatan
Vaksin perlu diulang setiap tahun karena virus influenza cepat bermutasi. Adm
Sumber : Kumparan.com