SULTRABERITA.ID, KENDARI – Aksi demonstrasi Pemuda dan Mahasiswa Konawe Selatan (PMK) bulan lalu belum juga mendapat respon positif dari Bupati Konawe Selatan, Surunuddin Dangga. Dalam aksinya mahasiwa menuntut pembangunan Asrama Mahasiswa Konsel di Kota Kendari.
Agenda pembangunan Asrama Mahasiswa Konsel sebenarnya sudah lama dijanjikan Surunuddin. Namun hingga kini belum juga ada tanda-tanda realisasi fisik.
Inilah mengapa, para mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa menagih kembali realisasi janji orang nomor satu di Konsel tersebut.
“Tahun 2019, sempat diminta untuk mencari lahan pembangunan asrama itu,” ujar Ketua Poros Pemuda Sultra, Jefri saat konferensi pers Jumat, 15 November 2019.
“Ada tiga lahan dengan pemilik yang berbeda selama dua bulan pulang balik hanya untuk asrama, ternyata kami diabaikan. Tidak ada kejelasan lagi,” sambungnya.
Pemkab Konsel sempat menyepakati rencana penyediaan lahan untuk pembangunan asrama mahasiswa Konsel. Namun lagi-lagi kesepakatan tersebut urung dilaksanakan tanpa alasan yang jelas dari Pemda setempat.
“Janji Surunuddin pada saat itu akan mencarikan lahan sampai 1 hektar. Selain itu kata Surunuddin pada saat itu berapapun harga lahan itu akan tetap dibeli, justru malah sebaliknya kita diberikan alasan yang tidak masuk akal,” urai Jefri.
Di tempat yang sama, salah atau tokoh pemuda Konsel, Aliyadin Koteo menyatakan emosi tidak percaya pada Pemda Konsel.
“Bupati Konsel membohongi kami. Sekda Konsel yang diberikan tanggung juga mengabaikan masalah ini. Tuntutan ini tidak ada hubungannya dengan politik, kami merasa dibohongi, kemarahan kami murni kekecewaan,” ujarnya dengan nada kesal.
Keberadaan Asrama Konsel di Kendari menurut Aliyadin sangat diharapkan mahasiswa. Terlebih banyak pemuda asal Konsel menempuh pendidikan di Kota Lulo. Fasilitas ini tentu akan sangat membantu mahasiswa menghemat budget kuliah.
“Permintaan pembangunan asrama ini kan sudah ditandatangani di depan publik. Jangan diabaikan begitu saja, bagaimana mau melanjutkan pembangunan Konsel kedapan kalau hal seperti ini saja tidak ada perhatian. Setahu kami sempat ada anggarannya tapi dipangkas dari Rp 1 miliar menjadi Rp 600 juta. Kita berharap Bupati memenuhi komitmennya,” pungkasnya. Adi