SULTRABERITA.ID, KENDARI – Di tengah pandemi Covid-19, berbagai tempat memanfaatkan alat thermo gun untuk mengukur suhu tubuh manusia, termasuk fasilitas kesehatan dan rumah ibadah.
Patokan tak boleh lebih tinggi dari 37,5 derajat celsius yang sering disuarakan pemerintah dalam protokol Covid-19 dijadikan sebagai acuan.
BACA JUGA :
- Jejak Immanuel Ebenezer, Sempat Kunker Tambang di Sultra Sebelum Kena OTT Dugaan Pemerasan
- KPK OTT Wamenaker Immanuel Ebenezer Terkait Dugaan Pemerasan
- Inovasi BI – DLH Sultra: Daur Ulang Limbah Racik Uang Kertas Jadi Furniture Ecobrick Ramah Lingkungan
- Kejar Pajak Shadow Economy di 2026, Sri Mulyani Incar Pedagang Eceran
- Pertamina Patra Niaga Sulawesi Tanam 1.000 Bibit Mangrove di Cagar Alam Panua
Namun, kebanyakan petugas hanya berpatokan pada angka suhu tertinggi tersebut namun tidak pada suhu normal terendah manusia yakni 36,1 derajat celsius.
Eni, salah seorang warga mengatakan, pada Kamis (11/6/2020) kemarin, ia sempat pergi berobat ke Puskesmas Joglo, Jakarta Barat.
“Pas di cek itu suhunya 34 derajat celsius. Yang ngecek satpam depan,” kata Eni kepada Kompas.com, Jumat (12/6/2020).
Meski suhu tersebut jauh di bawah suhu normalnya manusia, ia tetap diperbolehkan masuk dan berobat di Puskesmas layaknya warga biasa namun tetap dengan protokol Covid-19.
Petugas juga tak menanyakan apakah ia memiliki gejala kedinginan, atau menggigil.
Hal yang lebih parah dialami oleh Arifin saat hendak menjalankan ibadah shalat Jumat siang ini.
“Tadi pas cek suhu saya 27 derajat, awalnya enggak percaya tapi terus dilihatin benar 27,” ucap Arifin.
Suhu tersebut tentu sangat jauh di bawah suhu normalnya manusia.
Akan tetapi, oleh pengurus masjid, ia tetap diperkenankan beribadah di masjid karena suhu tubuhnya tidak melebihi 37,5 derajat celsius.
“Tapi saya kan jadi kepikiran, apa saya lagi sakit atau bagaimana, suhu saya 27 derajat, dingin banget,” ucap Arifin.
Adapun suhu normal tubuh manusia sebenarnya memang bervariasi.
Dikutip dari Kompas.com, Charles Brantly, MD di Central Health mengatakan tidak ada satu suhu tubuh “normal” yang pasti, dan tergantung pada usia kita, waktu, serta seberapa aktif kita, lebih akurat mendeskripsikan suhu tubuh normal dalam kisaran.
“Temperatur dapat bervariasi antara individu, di mana beberapa anggota keluarga mungkin secara konsisten lebih bersuhu panas daripada yang lain,” kata Charles.
“Ini tidak selalu hal buruk. Kisaran normal sebagian besar orang adalah antara 36,1 derajat Celcius – 37,2 derajat Celcius.”
Di saat suhu tubuh normal orang dewasa berkisar di angka tersebut, pada anak-anak dan orang tua kisaran angkanya sedikit berbeda.
“Rata-rata, anak-anak cenderung lebih hangat daripada orang dewasa, dan mereka yang berusia di atas 65 tahun bersuhu lebih dingin,” kata Brantly.
“Secara umum, hal ini adalah cerminan dari metabolisme yang lebih cepat pada mereka yang berusia lebih muda. Olahraga, status hidrasi, dan pakaian, semuanya akan memengaruhi temperatur badan harian.”
Suhu tubuh yang tinggi adalah gejala pertama penyakit, dan demam merupakan indikasi tubuh kita melawan infeksi, seperti virus flu.
Menurut Cleveland Clinic, suhu di atas 38 derajat Celcius dianggap sebagai demam untuk orang dewasa.
Sementara jika suhu tubuh seseorang dibawah 35 derajat, ia akan mengalami hipotermia yang mengakibatkan tubuh menggigil dan kaku.
Tak hanya menggigil, gejala lain hipotermia, yakni pusing, halusinasi layaknya orang kesurupan, bicara menyeret, napas cepat, kulit dingin atau pucat.
Kondisi seperti ini tentunya membuat seseorang tak mungkin bisa datang ke puskesmas ataupun masjid secara normal.
Selain itu, jika memang benar suhu seseorang dibawah 35 derajat celsius, tentu ia dalam kondisi sakit.
Imbauan dari pemerintah seyogyanya mengatakan bahwa orang yang sakit untuk tetap berada di rumahnya masing-masing. Adm
Sumber : kompas.com
Judul : https://megapolitan.kompas.com/read/2020/06/12/15380701/masih-banyak-petugas-yang-tak-paham-soal-suhu-normal-manusia?page=all#page4