BERITA TERKINIEKOBISHEADLINE

Maskapai Garuda Indonesia Raih Penghargaan Penerapan Standar Prokes Terbaik di Dunia

×

Maskapai Garuda Indonesia Raih Penghargaan Penerapan Standar Prokes Terbaik di Dunia

Sebarkan artikel ini

SULTRABERITA.ID, KENDARI – PT Garuda Indonesia Tbk patut berbangga. Perusahaan plat merah ini baru saja menyabet penghargaan atas penerapan standar Protokol Kesehatan (Prokes) Covid-19 dan Keamanan Terbaik di dunia oleh Safe Travel Barometer. Informasi tersebut disampaikan Branch Manager Garuda Indonesia Kendari, Syaiful Bahri pada Selasa (24/11/2020)

Penghargaan tersebut, kata dia, didasari oleh penilaian komprehensif atas implementasi standar penerapan protokol kesehatan dan keamanan layanan penerbangan oleh Safe Travel Barometer – Lembaga Audit Independen yang menilai aspek standar penerapan protokol kesehatan dan keamanan maskapai global dalam pencegahan penyebaran Covid-19.

Indikator utama dalam penilaian reward bergengsi dari Save Travel Barometer diantaranya ketentuan penggunaan masker oleh petugas, frekuensi disinfeksi, Thermal Screening dan Health Declaration Form.

Disamping empat poin utama di atas yang menjadi indikator Safe Barometer, Garuda Indonesia juga secara konsisten menerapkan prosedur physical distancing dalam kabin pesawat. Hal ini sejalan dengan himbauan 3M dari pemerintah.

Baca Juga :  WFA bagi ASN Tengah Dipersiapkan, untuk Instansi Mana Saja?

Penghargaan diperoleh Garuda Indonesia merupakan wujud konsistensi dalam penerapan protokol kesehatan pada seluruh lini layanan penerbangan di masa pandemi. Hal ini sejalan dengan komitmen berkelanjutan perusahaan dalam menghadirkan rasa aman dan nyaman kepada penumpang melalui standar pelayanan yang mengedepankan kualitas dan keamanan layanan.

Penerapan Protokol Kesehatan Garuda Indonesia

Penerapan protokol kesehatan pada Garuda Indonesia bukan hanya mengedepankan kesehatan dan keamanan pada penumpang tetapi berlaku juga untuk awak pesawat.

Penumpang yang menggunakan layanan transportasi udara milik Garuda Indonesia wajib memperlihatkan hasil rapid tes dan mengisi PHAC. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya penumpang yang reaktif di dalam kabin pesawat.

“Garuda itu semenjak Covid-19 kita melakukan beberapa langkah antisipasi dalam menindaklanjuti perkembangan pandemi seperti aspek kesehatan dan keamanan penerbangan baik untuk penumpang maupun awak pesawat itu sendiri. Dari pemeriksaan dokumen pun itu kita lakukan. Penumpang yang naik Garuda, itu kita harus lihat rapid test. Dulu penumpang harus mengisi PHAC dan menunjukkan hasil rapid tesnya. Ini kita lakukan untuk mencegah jangan sampai terjadi penumpang yang reaktif,” ucap Syaiful Bahri selaku Branch Manager PT Garuda Indonesia Kendari.

Baca Juga :  5 Penyebab Rice Cooker Bau dan Nasi Cepat Basi

Sebelum penerbangan pun pesawat Garuda Indonesia terlebih dulu disterilkan dengan cairan disinfektan. Di kabin pesawat juga ada filter HEPA yang berfugsi untuk menyaring udara agar tetap bersih dan penerapan filter ini sejal awal pandemi.

“Sebelum pesawat terbang didesinfektan dulu dan perlu diketahui juga di kabin pesawat kita juga ada filter HEPA yaitu merupakan fitur kelengkapan baku bagi armada yang dioperasikan oleh Garuda. Fungsinya untuk mematikan virus dan bakteri di kabin pesawat, untuk menyaring udara sehingga sirkulasi udara bersih dan sehat. Garuda menerapkan fitur ini sejak bulan Maret lalu pada awal pandemi muncul,” paparnya panjang lebar.

Selain di dalam pesawat, Syaiful menuturkan pelayanan di kantor Garuda tetap mengacu protokol kesehatan yang ketat. Mulai dari memakai masker, mencuci tangan, dan cek suhu tubuh.

Baca Juga :  IAIN Kendari & UIN Palu Sepakati Program KKN Kolaborasi Nusantara

“Untuk pelayanan penumpang yang datang di Kantor Garuda, pas masuk wajib cuci tangan, dicek suhu tubuh dan wajib pakai masker. Kalau tidak pakai masker kita larang masuk. Datang ke bandara pun juga seperti itu dan ada jaga jarak 1 meter untuk melakukan check-in dan satu-persatu penumpang harus antri,” tutur Syaiful.

Di dalam pesawat, physical distancing dilakukan dengan mengurangi jumlah muatan penumpang. Ia mencontohkan di kelas ekonomi dari 150 seat yang ada, hanya diisi maksimal 100 seat. Sementara pada kelas bisnis yang semula memiliki kapasitas 12 seat hanya boleh diisi 6 seat penumpang saja.

“Di dalam pesawat pun itu kita lakukan physical distancing. Seat kita tidak jual semuanya. bisnis kelas yang 12 seat, kita hanya jual sebagian 6 seat selama pandemi. Ada tanda pengosongan kursi. Kecuali keluarga. Tapi harus mengisi surat pernyataan,” ucap Syaiful.

Laporan: Samalona

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x