BERITA TERKINIEKOBISHEADLINE

Mendukung Kemandirian Ekonomi & Merawat Kearifan Lokal dari Tradisi Anyaman Teduhu

×

Mendukung Kemandirian Ekonomi & Merawat Kearifan Lokal dari Tradisi Anyaman Teduhu

Sebarkan artikel ini
Penganyam serat Teduhu 'Nuha Handicraft' di Galeri UMKM Kareso Anatowa. Pengrajin Teduhu kini menurun, dilakoni kalangan generasi muda Sorowako. PT Vale memberi support pengembangan ekonomi kreatif masyarakat berbasis kearifan lokal pada produk anyaman Teduhu.
Penganyam serat Teduhu 'Nuha Handicraft' di Galeri UMKM Kareso Anatowa. Pengrajin Teduhu kini menurun, dilakoni kalangan generasi muda Sorowako. PT Vale memberi support pengembangan ekonomi kreatif masyarakat berbasis kearifan lokal pada produk anyaman Teduhu. Foto : Siti Marlina

LAJUR.CO, KENDARI – Di balik indahnya alam Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), banyak tersembunyi potensi lokal yang kini mulai bersinar lewat tangan terampil ibu-ibu pengrajin anyaman Teduhu.

Produk lokal khas Sorowako tersebut dikenalkan PT Vale Indonesia saat ajang Media Visit, Minggu (27/7/2025). Selama kunjungan, peserta media visit menyaksikan bagaimana para pengrajin merajut serat Teduhu hingga menjadi ornamen dekoratif sepeti vas bunga dan produk rumah tangga.

Kunjungan ke Nuha Handicraft, memamerkan karya kreatif anyaman Teduhu merupakan strategi PT Vale mempromosikan dan mendukung pengembangan produk ekonomi kreatif masyarakat setempat sehingga bisa dikenal luas.

Ketua Kelompok Nuha Handicraft, Yulianti (36) mengatakan, sebelumnya aktivitas menganyam Teduhu dilakukan sekadar mengisi waktu luang dan cara mempertahankan kearifan lokal.

Kini, tradisi tersebut dilirik sebagai potensi bisnis. Anyaman Teduhu makin dikenal luas dan menjadi bagian identitas masyarakat tradisional Sorowako.

Baca Juga :  2.250 Pelari Ramaikan Amazing Sultra Run 2025, Gubernur ASR Bidik Masuk Kalender Tahunan Sport Tourism

Berbekal semangat melestarikan kearifan lokal, Kelompok Nuha Handicraft memanfaatkan serat alami Teduhu, sejenis tanaman rambat yang tumbuh liar di pinggiran hutan untuk menciptakan produk anyaman unik nan estetis yang bernilai ekonomi tinggi.

Yulianti bercerita, bahan Teduhu dulunya ditemukan secara tidak sengaja oleh para pengrajin di desa tersebut. Mereka mendapati kalau isi dalam batang Teduhu memiliki serat kuat, tahan air dan panas, serta tampilan warna alami yang menarik.

Kini, bahan tersebut menjadi primadona, menggantikan daun pandan dan wiu yang lebih dulu digunakan namun kurang tahan lama.

“Teduhu itu biasanya dipakai mengikat karena kuat. Ternyata kalau dikupas, isi di dalamnya bisa tahan air dan tahan panas. Maka dipakailah sebagai pengganti daun pandan,” cerita Yulianti, Minggu (27/9/2025).

Proses pengolahan serat Teduhu cukup unik. Batangnya dipanen setelah mencapai ukuran dua jengkal, lalu langsung dikupas tanpa perlu proses penjemuran seperti pada daun pandan.

Baca Juga :  Gubernur ASR Bersyukur, Gelombang Aksi Unjuk Rasa di Sultra 'Adem Ayem'

“Begitu diambil harus langsung dikupas, karena kalau disimpan dulu bisa mengering dan jadi keras,” ujarnya.

Hanya bagian terdalam batang yang digunakan untuk menjaga kualitas serat. Isi batang Teduhu lalu diproses secara manual hingga menjadi bahan anyaman siap pakai.

Para pengrajin kemudian menganyam serat tanaman alami khas Sorowako itu menjadi kerajinan beragam model yang unik. Dengan mengandalkan teknik tradisional, mereka mengolah serat Teduhu menjadi berbagai produk seperti vas bunga, kotak penyimpanan, kipas dan souvenir khas Sorowako.

Anyaman Teduhu yang kerap dijadikan oleh-oleh khas dapat dijumpai di marketplace online. Bagi yang bertandang ke Sorowako, aneka kreasi anyaman Teduhu dipamerkan di galeri UMKM Kareso Anatowa.

Galeri Kareso Anatowa merupakan sebuah Badan Usaha Milik Desa Bersama (Bumdesma) yang menjadi mitra binaan PT Vale Indonesia Tbk.

Baca Juga :  BPS Sultra Ajak Insan Pers Meliterasi Masyarakat, Beri Info Statistik yang Akurat & Jelas

Meski produksi masih terbatas dan sebagian besar pengrajin berusia di atas 40 tahun, Nuha Handicraft kini mulai merekrut generasi muda untuk mempertahankan warisan kearifan lokal.

Eksistensi komunitas ibu-ibu hingga generasi milenial menjalankan usaha di bidang kerajinan anyaman dengan label Nuha Handicraft tak lepas dari support PT Vale Indonesia. Inisiasi PT Vale secara konsisten mendukung UMKM pengrajin Teduhu lewat program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) tidak hanya menyokong kemandirian ekonomi, namun berkontribusi menjaga kearifan lokal masyarakat Sorowako.

Langkah ini merupakan potret nyata bagaimana konsep ESG (Environmental, Social, Governance) PT Vale Indonesia diterapkan secara holistik dan punya dampak sosial dan ekonomi yang positif.

Tidak sekadar mengedepankan aspek bisnis, PT Vale hadir membersamai masyarakat melestarikan anyaman turun-temurun berbasis kearifan lokal, mendorong inovasi dan kreativitas masyarakat sehingga ekosistem ekonomi kreatif Sorowako tumbuh dan berdaya saing. Adm

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x