SULTRABERITA.COM, BOMBANA – Aktifitas belajar mengajar selama masa pandemi Covid-19, menemui sejumlah tantangan. Mulai dari persoalan siswa yang tidak semuanya memiliki ponsel karena keterbatasan ekonomi, hingga terbatasnya jaringan internet.
Keterbatasan ini pun dirasakan para guru, khususnya di daerah terpencil seperti di Pulau Kabaena, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra). Namun, tenaga pengajar ini tetap harus tetap menjalankan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Dalam situasi ini, guru dituntut berinovasi agar bisa melayani anak didiknya. Salah satu guru di Pulau Kabaena, Sitti Megawati Fariki SPd misalnya, setiap hari harus
mengatur jadwal bimbingan belajar kepada siswanya. Waktu belajar diatur sedemikian rupa, agar tidak mengganggu jam mengajar guru mata pelajaran lain.
“Setiap hari kami memberikan tugas alternatif bagi setiap siswa sesuai tingkatan. Untuk siswa kelas satu SMP misalnya, siswa diberikan tugas alternatif membaca berita di rumah melalui koran atau majalah yang diperoleh siswa dan menonton siaran berita di televisi. Kami juga memberikan lembar tugas untuk dikerjakan siswa di rumah,” urai Megawati.
Setiap hari juga, guru yang mengajar di salah satu SMP di Kecamatan Kabaena Timur ini membentuk kelompok kecil. Ia membagi siswa di rumah 4-5 orang, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19 dengan menjaga jarak, pakai masker dan mencuci tangan sebelum melakukan aktivitas pembelajaran.
Selama pandemi, sistem PJJ memang terus dikembangkan sebagai pilihan utama melanjutkan kegiatan belajar mengagar. Namun, penerapan cara belajar ini rentan bagi anak didik kehilangan sebagian hak belajarnya.
“Yang menjadi tantangan bagi kami tenaga pendidik adalah belum terbiasa melakukan proses belajar mengajar di situasi darurat di masa seperti ini. Terlebih dengan kurangnya fasilitas pendukung seperti listrik atau alat bantu lainnya,” ujarnya. Adm