LAJUR.CO, KENDARI — Di balik indahnya alam Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), banyak tersembunyi potensi lokal yang kini mulai bersinar lewat tangan terampil ibu-ibu pengrajin anyaman.
Berbekal semangat melestarikan kearifan lokal, Kelompok Nuha Handicraft memanfaatkan serat alami Teduhu, sejenis tanaman rambat yang tumbuh liar di pinggiran hutan untuk menciptakan produk anyaman unik nan estetis.
Menurut Ketua Kelompok Nuha Handicraft, Yulianti (36), bahan Teduhu awalnya ditemukan secara tidak sengaja oleh para pengrajin di desa tersebut. Mereka mendapati kalau isi dalam batang Teduhu memiliki serat kuat, tahan air dan panas, serta tampilan warna alami yang menarik.
Kini, bahan tersebut menjadi primadona, menggantikan daun pandan dan wiu yang lebih dulu digunakan namun kurang tahan lama.
“Teduhu itu biasanya dipakai mengikat karena kuat. Ternyata kalau dikupas, isi di dalamnya bisa tahan air dan tahan panas. Maka dipakailah sebagai pengganti daun pandan,” cerita Yulianti, Minggu (27/7/2025).
Proses pengolahan serat Teduhu cukup unik. Batangnya dipanen setelah mencapai ukuran dua jengkal, lalu langsung dikupas tanpa perlu proses penjemuran seperti pada daun pandan.
“Begitu diambil harus langsung dikupas, karena kalau disimpan dulu bisa mengering dan jadi keras,” ujarnya.
Hanya bagian terdalam batang yang digunakan untuk menjaga kualitas serat. Isi batang Teduhu lalu diproses secara manual hingga menjadi bahan anyaman siap pakai.
Para pengrajin kemudian menganyam serta tanaman alami khas Sorowako itu menjadi kerajinan beragam model yang unik. Dengan mengandalkan teknik tradisional, mereka mengolah serat Teduhu menjadi berbagai produk seperti vas bunga, kotak penyimpanan, dan souvenir khas Sorowako.
Sejumlah produk yang dihasilkan kini mulai dipasarkan secara online serta dipamerkan di galeri UMKM Kareso Anatowa. Galeri Kareso Anatowa merupakan sebuah Badan Usaha Milik Desa Bersama (Bumdesma) yang menjadi mitra binaan PT Vale Indonesia Tbk.
Meski produksi masih terbatas dan sebagian besar pengrajin berusia di atas 40 tahun, Nuha Handicraft kini mulai merekrut generasi muda untuk mempertahankan warisan kearifan lokal. Red