BERITA TERKINIHEADLINE

Muna dan Buton Jadi Target Utama Program ARUS, 30 Desa Pesisir Masuk Wilayah Dampingan

×

Muna dan Buton Jadi Target Utama Program ARUS, 30 Desa Pesisir Masuk Wilayah Dampingan

Sebarkan artikel ini

LAJUR.CO, KENDARI – Kabupaten Muna dan Buton resmi ditetapkan sebagai daerah prioritas pelaksanaan program ARUS (Action for Resilient and Sustainable Seas), sebuah inisiatif kolaboratif antara Rare Indonesia dan Save the Children Indonesia (SCIDN) yang didukung COAST Facility Pemerintah Inggris (FCDO), Senin (24/11/2025).

Program ARUS sendiri dirancang untuk memperkuat ketahanan masyarakat pesisir terhadap perubahan iklim serta mendorong pengelolaan sumber daya laut yang lebih berkelanjutan.

Dua kabupaten di Sulawesi Tenggara (Sultra) yakni Muna dan Buton dipilih sebagai lokasi utama karena memiliki rekam jejak program kelautan yang dinilai berhasil dan berpotensi menjadi model nasional.

Vice President Rare Indonesia, Hari Kushardanto, mengatakan ARUS merupakan bagian dari kerja sama global Pemerintah Inggris untuk mendukung pengelolaan perikanan berbasis masyarakat.

Baca Juga :  Indonesia Digital Conference 2025, AMSI Bawa Tema ‘Sovereign AI: Menuju Kemandirian Digital”

“Program ARUS ingin membuat masyarakat pesisir lebih tangguh dan memastikan laut serta perikanan kita dikelola secara berkelanjutan. Muna dan Buton memiliki cerita baik keberhasilan yang bisa di replikasi,” ucap Hari Kushardanto.

Melalui program yang akan berlangsung hingga 2029 tersebut, Rare dan Save the Children menargetkan penguatan ekonomi masyarakat pesisir, peningkatan inklusi perempuan dan kelompok marginal, serta adaptasi menghadapi perubahan iklim.

ARUS menyasar total 30 desa yang tersebar di dua kabupaten tersebut dengan cakupan wilayah mencapai 44.300 hektare yakni untuk Kabupaten Muna ada 12 desa di Kecamatan yaitu Pasir putih, Pasi kolaga, Wakoruba Selatan dan Maligan. Sementara untuk Kabupaten Buton terdapat 18 desa yang terdiri di Kecamatan Kapontori, Pasarwajo, Wolowa, Siotapina, Lasalimu Selatan dan Wabula.

Baca Juga :  Inovasi Nentu Kone Asal Sultra Siap Melenggang di KMI Expo 2025 Magelang

Program tersebut ditujukan kepada masyarakat pesisir, terutama nelayan skala kecil dan kelompok pengolah maupun pedagang hasil laut. Dengan memberikan manfaat langsung kepada 5.200 jiwa dan manfaat tidak langsung bagi lebih dari 52.400 jiwa.

Plt. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sultra, Sri Resqina R. Laydi, menyambut baik peluncuran program ini. Ia menegaskan bahwa Muna dan Buton merupakan dua wilayah yang memiliki potensi besar untuk pengelolaan pesisir berbasis masyarakat.

Menurutnya, pendekatan inovatif seperti community based fishery management serta prinsip gender, kesetaraan, disabilitas dan inklusi sosial (GEDSI) sangat dibutuhkan untuk menjawab tantangan perubahan iklim dan ketimpangan sosial di wilayah pesisir.

“Acara ini bukan sekadar pertemuan biasa, tetapi langkah besar menuju ketahanan pangan dan kesejahteraan nelayan. Kami menyadari bahwa mengelola sektor kelautan dan perikanan tidak bisa dilakukan sendiri. Kami butuh kolaborasi semua pihak,” ujar Sri Resqina R. Laydi.

Baca Juga :  Ada Beasiswa Kuliah ke London untuk 2026, Cek Persyaratannya!

Ia juga menyebut kerja sama antara pemerintah daerah, organisasi masyarakat, perguruan tinggi, dan komunitas pesisir menjadi kunci dalam memastikan pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan bagi generasi mendatang.

Dengan ditetapkannya Muna dan Buton sebagai lokasi prioritas, pemerintah daerah berharap program ARUS dapat menjadi contoh nasional dalam membangun kemandirian dan ketangguhan masyarakat pesisir.

“Kami menyebut baik implementasi Arus ini, di dua Kabupaten yakni Muna dan Buton. Semoga ini menjadi langkah awal yang lebih nyata untuk pembangunan kelautan dan perikanan di Sultra,” kata Sri Resqina R. Laydi.

Laporan : Ika Astuti

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x