LAJUR.CO, KENDARI – Nineteen Cafe Kendari mengganti semua produknya yang disinyalir berafiliasi dengan negara zionis Israel yang memborbardir daerah Gaza, Palestina selama beberapa bulan terakhir.
Kebijakan diterapkan manajemen Cafe Nineteen itu sebagai bentuk mematuhi fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) soal larangan menjual produk-produk pro Israel serta sebagai wujud dukungan perjuangan masyarakat Palestina.
Beberapa produk pro Israel yang sempat dijual dan dipakai dalam pembuatan menu makanan serta minuman di Nineteen Cafe tak lagi disajikan. Cafe kekinian yang berada di dekat kawasan MTQ Kendari tersebut menggantinya dengan produk yang sama sekali tidak mendukung aksi zionis Israel.
“Karna Nineteen Cafe ikutan syariah, dan Nineteen Cafe juga ada beberapa usaha yang bergerak itu syariah semua. Sehingga produk-produk Israel kami boikot semua,” ucap Manajer Cafe Nineteen Sahrir diwawancarai awak Lajur.co, Kamis (14/12/2023).
Minimarket RJ Mart yang notabenenya satu manajemen dengan Cafe Nineteen juga menurunkan produk-produk terafiliasi pro Israel dari rak toko mereka.
Belakangan, di Kota Kendari memang ramai aksi memboikot sejumlah gerai atau produk yang memiliki hubungan dengan gencatan senjata oleh Israel kepada Palestina.
“Bahkan bukan cuma Nineteen saja, cafe ini juga kan punya banyak usaha contohnya RJ Mart, masjid Raudhatul Jannah. Namanya juga minimarket kami boikot dan dikasih turun dari rak tanpa dihabiskan produk tersebut. Karna memang kita mendukung aksi tersebut,” lanjut Sahrir.
Lebih lanjut, Sahrir mengaku aksi boikot terhadap produk pro Israel tidak tidak berpengaruh terhadap usahanya. Menu unggulan mereka pun tidak ada yang berubah atau pun diganti imbas dari aksi tersebut.
“Alhamdulillah tidak berpengaruh sama sekali, bahkan tidak ada menu yang kami tidak adakan, masih tetap berjalan,” sambungnya.
Sahrir mengharapkan bukan hanya Nineteen Cafe yang melakukan aksi tersebut, namun ia juga meminta kepada semua masyarakat untuk tetap bersatu melakukan aksi serupa. Hal itu dilakukan guna mendorong dihentikannya penggunaan sejumlah produk berasal dari perusahaan menolak kemerdekaan Palestina.
“Ketika cuma Nineteen Cafe yang bergerak untuk mendukung ini tidak ada gunanya, jadi memang harus bersatu,” tutur Sahrir.
Laporan : Ika Astuti