LAJUR.CO, KENDARI – Ikhtiar Radhan Algindo Nur Alam untuk mengejar kursi 01 Konawe Selatan (Konsel) mendapat restu dan dukungan penuh dari sang ayah, H Nur Alam.
Gubernur Sultra dua periode (2008-2013 dan 2013-2018) bahkan secara khusus menitipkan Radhan kepada sejumlah tokoh masyarakat dan keluarga besar agar langkah menuju suksesi Pilkada Konsel mendapat dukungan penuh.
“Parah tokoh masyarakat, keluarga dan masyarakat kebanyakan tentu telah mendengar dan mengetahui terkait rencana Radan untuk tampil di Pilkada Konsel 2024. Langkah Radhan itu tentu telah sepengetahuan dan restu saya sebagai orangtuanya. Olehnya, saya menyerahkan Radhan kepada para tokoh, keluarga dan masyarakat Konsel untuk bersama-sama dikawal untuk memimpin Konsel 2024,” kata Nur Alam pada setiap dialog dengan sejumlah tokoh masyarakat yang berkesempatan menjenguknya di Lapas Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat.
Nur Alam mengaku memahami langkah Radhan yang memilih jalur politik dalam pengabdiannya bagi daerah. Hal ini tak lepas dari pendidikan alami yang didapatnya sejak kecil.
“Boleh dikata masih dalam gendongan Radhan sudah ikut kampanye dan berbagai kegiatan politik. Olehnya, langkahnya tampil pada percaturan politik, seperti Pilkada konsel itu murni panggilan jiwa untuk membangun kampung halamannya,” tutur Nur Alam.
Dalam pandangan Nur Alam, suatu daerah akan terbangun dengan bagus dan cepat bila ditangani oleh orang yang mempunyai kedekatan moral dengan daerah tersebut.
“Tentu banyak kriteria lainnya, tapi yang paling mendasar harus punya komitmen moral tinggi terhadap daerah dan itu akan terjaga bila punya kedekatan dengan daerah. Radhan putra Konsel, yang tentu darah dan pikirannya akan terus terpacu untuk berbuat bagi daerahnya.
Mengenai umur Radhan yang masih terbilang belia tampil dalam panggung politik suksesi Pilkada, Nur Alam punya pandangan tersendiri. Kata dia, justru di bawah pemimpin berusia muda, kata Nur Alam, maka kejayaan akan dicapai.
Sejarah besar, lanjut Nur Alam telah menunjukkan itu. Dalam sejarah perkembangan Islam dikenal adanya Sultan Alfatih, yang dalam usia muda memimpin negaranya menaklukan Konstantinopel dari kekuasaan Romawi.
“Sekarang eranya para milenial untuk mengambil peran-peran strategis di segala lini. Para milenial itu telah beradaptasi dan bisa mengantisipasi pesatnya kemajuan teknologi dewasa ini. Para milenial tentu memiliki kecakapan seperti apa dalam meramu untuk menggapai percepatan kemajuan daerah,” katanya.
Yang tak kalah penting, lanjut Nur Alam adalah mempersiapkan pemimpin milenial juga adalah antisipasi daerah dalam kaderisasi kepemimpinan.
“Sudah bukan jamannya lagi daerah itu dipimpin oleh para sepuh yang sudah berumur. Yang tua istrahat saja dan perbanyak istighfar. Yang muda itu punya energi dan lompatan pemikiran yang lebih,” tegasnya. Adm
