LAJUR.CO, KENDARI – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar puncak Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2025 di Ex-MTQ Kendari selama dua hari mulai dari tanggal 25 hingga 26 Oktober 2025.
Acara tahunan ini menjadi momentum krusial bagi OJK dan pemerintah daerah untuk meningkatkan akses dan pemahaman masyarakat terhadap produk jasa keuangan, sejalan dengan tema yakni “Inklusi Keuangan untuk Semua, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”.
Kepala OJK Sultra, Bismi Maulana Nugraha, menegaskan tujuan utama BIK 2025 adalah mencapai target inklusi keuangan nasional.

“Target kita adalah meningkatkan inklusi keuangan. Target nasional tadi saya sampaikan target kita itu 91 persen di 2025,” ucap Bismi Maulana Nugraha, Sabtu (26/10/2025).
Saat ini, OJK Sultra mencatat tingkat inklusi keuangan di Bumi Anoa masih di kisaran 83 persen, sementara tingkat literasi hanya mencapai 63 persen.
“Ini masih ada gap. Jadi banyak masyarakat yang menggunakan produk jasa keuangan tapi tidak teredukasi mengenai karakteristik dari produk jasa keuangan kita,” kata Bismi Maulana Nugraha.
Untuk mengatasi kesenjangan tersebut, BIK 2025 diselenggarakan secara masif dengan berbagai rangkaian acara yang menarik perhatian publik. Kegiatannya meliputi Pameran Jasa Keuangan dengan berbagai promo produk, edukasi, dan fasilitas pembukaan rekening.
Selain itu, digelar Gerakan Pangan Murah dan edukasi untuk UMKM. Untuk aspek hiburan, diadakan lomba-lomba seperti IJK Idol, Family 100, Dance IJK, dan Story Telling serta penampilan Guest Star Fresly Nikijuluw.
Acara juga dimeriahkan dengan BIK Night Run dan Zumba, serta dilengkapi layanan publik seperti SIM/SAMSAT Keliling dan Cek Kesehatan Gratis, dengan aneka doorprize menarik.
Bismi mengungkapkan, selain BIK, OJK memiliki strategi khusus untuk meningkatkan inklusi, yaitu berkolaborasi intensif dengan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) dan memanfaatkan kanal digital seperti TikTok dan Instagram.
“Strategi yang terakhir itu, kita manual, dimana kita akan datangi daerah-daerah yang memang literasi nya masih rendah,” tutur Bismi Maulana Nugraha.
Selain itu, OJK juga mempunyai tantangan yakni masalah demografi yang luas dan banyak kepulauan, tingkat literasi yang rendah yang membutuhkan edukasi berulang, dan keterbatasan jaringan internet.
“Kalau tantangan tadi kita ubah menjadi tentengan. Kalau keterbatasan internet, kita datang. Kalau pendidikannya rendah, kita buat program materi yang lebih simpel sederhana,” ungkap Bismi Maulana Nugraha.
Gubernur Sultra, Andi Sumangerukka, mengapresiasi BIK, Ia menekankan kegiatan ini dapat mendorong perkembangan ekonomi daerah karena masyarakat didorong untuk menggunakan uangnya, baik untuk berbelanja di UMKM maupun untuk menabung dan berinvestasi jangka panjang.
“Kita lakukan pendampingan agar masyarakat itu tidak hidup konsumtif. Sehingga uang yang ada sama dia bisa digunakan untuk investasi atau untuk jangka panjang,” ujar Andi Sumangerukka.
Laporan : Ika Astuti




