BERITA TERKINIKESEHATANLIFE STYLENASIONAL

Perlu Jadi Perhatian, Ini Dampak Buruk Sering Konsumsi “Fast Food”

×

Perlu Jadi Perhatian, Ini Dampak Buruk Sering Konsumsi “Fast Food”

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi fast food. Foto : Ist

LAJUR.CO, JAKARTA – Kesibukan yang tiada henti membuat kita menjadi tidak punya waktu untuk memasak makanan sendiri. Promo yang lewat di media sosial turut menggoda kita untuk memesan makanan dari luar.

Jika malas untuk pergi ke restoran, layanan pesan antar pun menjadi solusinya.

Memesan makan siap saji memang menawarkan kenyamanan. Bukan hanya karena rasanya yang enak dan harganya yang terjangkau, fast food juga menghemat waktu dan tenaga.

Namun, terlalu banyak mengonsumsi fast food dapat memberikan efek buruk pada kemampuan otak.

Baca Juga :  Menikmati Wisata Pesisir Tanjung Pinang di Mubar

Mulai dari terganggunya sistem saraf yang mengatur fungsi-fungsi hingga terganggunya kesehatan mental.

Gizi buruk bikin gangguan perilaku
Dilansir dari jurnal Zeichen, studi membuktikan adanya keterkaitan antara gizi buruk akibat konsumsi fast food dengan gangguan perilaku, buruknya status kognitif, dan banyak gangguan fungsi di kehidupan sehari-hari orang dewasa.

Lemak dari fast food tingkatkan kepikunan dini
Jurnal tersebut juga mengatakan bahwa makanan yang mengandung lemak dapat meningkatkan risiko penyakit neurodegeneratif saat di usia lanjut.

Baca Juga :  Jasad Kakek yang Diterkam Buaya di Koltim Ditemukan, Begini Kondisinya

Mengonsumsi makan berlemak menjadi salah satu faktor penyebab munculnya kepikunan dini. 

Picu gangguan kejiwaan pada anak

Tidak hanya memengaruhi orang dewasa, keseringan mengonsumsi fast food dan minuman bersoda dapat menyebabkan beberapa penyakit kejiwaan, seperti gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas pada anak-anak.

Anak-anak cenderung akan lebih sensitif, suasana hati yang cepat berubah-ubah, mudah marah, cepat kehilangan fokus, dan sering lupa.

Dampak buruk lainnya
Dampak buruk fast food pada otak lainnya:
1. Gangguan pendengaran 
2. Kerusakan sistem saraf, terutama penglihatan 
3. Gangguan saraf memori 
4. Risiko terkena demensia dan penyakit alzheimer 
5. Muncul gejala depresi 
6. Muncul risiko gangguan kejiwaan dan perilaku kekerasan pada anak-anak dan remaja 
7. Muncul gejala gangguan mental lainnya, seperti rasa kantuk berlebihan, rasa malas, dyslexia (gangguan dalam proses belajar), kehilangan keseimbangan, dan kekurangan konsentrasi. Adm

Baca Juga :  Imbauan Polisi: Pengendara Sepeda Motor Jangan Pakai Sandal Jepit

Sumber : Kompas.com

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x