LAJUR.CO, KENDARI – Kabar gembira bagi para pegiat wisata di Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Aktivitas penerbangan di Bandara Udara Matahora, Kecamatan Wangiwangi, Wakatobi akan segera aktif kembali.
Pesawat Citilink Indonesia yang dioperasikan PT Eshal Wakatobi Global (EWG) dikabarkan akan mulai beroperasi pada tanggal 27 Mei mendatang. Hal ini disampaikan Direktur PT EWG, Capt Edo P Putra saat diwawancarai langsung awak Lajur.co beberapa hari lalu.
“Terkait dengan Citilink, kita memang sudah ready, sudah ada komitmen, masalah itu kita sudah 90 persen siap untuk penerbangan dari Jakarta – Kendari – Wakatobi,” kata Capt Edo, Selasa (14/5/2024).
Rencana operasi pesawat yang akan mengudara di langit Wakatobi ini dikatakan tengah menunggu persetujuan dari pihak pemerintah setempat. PT EWG sendiri mengaku telah melakukan rapat bersama Pemda Wakatobi membahas persiapan maskapai dimaksud.
Lanjut Capt Edo, jika Pemda Wakatobi sudah menyetujui usulan kontak kerjasama tersebut, pihaknya akan langsung tancap gas memulai di Bandara Matahora.
“Kemungkinan besar slot term-nya di 27 Mei, tinggal menunggu keputusan dari pemerintah apakah sudah bisa berkontrak atau belum. Kita sudah rapat dengan pemerintah terkait tanda tangan kontrak, MOU namun ada beberapa hal masih dipelajari oleh mereka,” jelas Capt Edo.
Pesawat Citilink ini akan melayani rute penerbangan dari Bandara Soekarno Hatta (CGK) – Bandara Haluoleo (KDI) – Bandara Matahora (WNI). Harga tiket pesawat dari CGK – KDI dibanderol sebesar Rp1.900.000, sementara penerbangan KDI – WNI dapat dijangkau dengan merogoh kocek mulai dari Rp850 ribu.
“Kalau Pemda sudah sepakat, mungkin kita sudah bisa beroperasi. Kalau harga tiket dari Jakarta ke Kendari di angka Rp1,9 juta harga promonya, kalau Kendari – Wanci Rp850 ribu bahkan lebih,” pungkasnya.
Sebelumnya diketahui, aktivitas penerbangan di Bandara Matahora Wakatobi disetop dan telah berlangsung selama berbulan-bulan. Industri pariwisata pun menjadi salah satu sektor yang merasakan dampak dari fenomena mati suri aksesibilitas transportasi udara di daerah tersebut.
Sehingga efeknya adalah berkurangnya jumlah atau angka kunjungan turis. Maka para pegiat wisata pun turut merasakan imbasnya yakni pendapatan yang menurun.
Oleh karena itu, dengan kembali aktifnya penerbangan di bandara Matahora membawa semangat baru bagi para pelaku wisata di pulau yang terkenal dengan destinasi wisata bawah lautnya itu. Red