LAJUR.CO, KENDARI – Pj Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Andap Budhi Revianto melalui Sekda Sultra Asrun Lio mengimbau masyarakat untuk tetap bijak dan tenang menyikapi informasi terkait virus Jembrana pada hewan ternak sapi di Kabupaten Bombana.
“Adanya informasi tersebut, masyarakat diharapkan tetap tenang dan tidak ragu mengonsumsi daging sapi yang berasal dari Rumah Potong Hewan (RPH), karena virus Jembrana tidak bersifat zoonosis dan tidak menular dari hewan ke manusia,” terangnya.
Ia menjelaskan, menanggapi kasus penyakit dan kematian ternak yang diduga Jembrana di beberapa wilayah Sultra, khususnya di Kabupaten Bombana, Pemprov Sultra melalui Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) telah mengambil langkah-langkah penting.
Langkah tersebut antara lain melakukan koordinasi dengan Direktorat Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI sejak 7 Desember 2023 dan mengajukan permohonan bantuan vaksin Jembrana pada 14 Desember 2023. Pada 19 Desember 2023, sebanyak 15.000 dosis vaksin dikirimkan ke Distanak Provinsi Sultra, dengan alokasi 2.000 dosis untuk Kabupaten Bombana. Aplikasi vaksin dilakukan pada Juli 2024.
Pemprov Sultra juga melakukan imbauan melalui Pejabat Otoritas Veteriner (POV) Provinsi untuk menerapkan biosecurity yang ketat dan membatasi lalu lintas ternak dari daerah terinfeksi ke daerah bebas.
Mengingat terbatasnya vaksin Jembrana dari Kementerian RI, Pemprov Sultra mendorong pemerintah kabupaten dan kota untuk bersama-sama melakukan pengadaan melalui APBD guna menekan penyebaran virus dan kerugian petani ternak.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sultra La Ode Muhammad Rusdin Jaya menjelaskan, kasus Jembrana pertama kali dilaporkan pada 18 Juli 2023, berdasarkan hasil uji laboratorium dari BBVet Maros. Hingga 18 September 2024, laporan dari dokter hewan di Dinas Pertanian Kabupaten Bombana menunjukkan kematian ternak mencapai ratusan ekor di beberapa kecamatan.
“Keadaan ini tentu menyebabkan kerugian ekonomi dan kekecewaan peternak, karena target penjualan tidak tercapai. Dampak negatif lainnya adalah potensi penyebaran penyakit Jembrana ke lokasi baru melalui vektor biologis,” jelasnya.
Rusdin menambahkan, pada 1 Agustus 2024, telah dilakukan koordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Bombana dan Direktorat Kesehatan Hewan mengenai dukungan penyediaan vaksin Jembrana.
“Untuk meminimalkan penyebaran penyakit, perlu dilakukan penyediaan KIE dan surveilans penyakit Jembrana, serta sarana prasarana biosecurity, seperti desinfektan dan alat untuk disinfeksi kendaraan,” terangnya.
Melalui kesempatan tersebut, Rusdin meminta dukungan dari para peternak dan pemerintah daerah untuk melakukan vaksinasi Jembrana, karena laporan menunjukkan jika kasus kematian ternak akibat virus ini lebih tinggi di daerah yang belum tervaksin. Ia juga meminta agar peternak melaporkan jika menemukan tanda-tanda infeksi pada hewan ternak dan menjaga kebersihan kandang.
“Kami juga akan membahas pembentukan gugus tugas pencegahan dan pengendalian Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS),” ujarnya.
Rusdin menegaskan daging sapi dari Kabupaten Bombana tetap aman dikonsumsi, meskipun ada isu tentang larangan mengonsumsi bakso dan daging sapi akibat virus. Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Provinsi Sultra menegaskan bahwa daging sapi yang diduga terinfeksi virus Jembrana aman dikonsumsi dengan perlakuan yang tepat. Adm