BERITA TERKINIHEADLINE

Program Budidaya Maggot Mulai Action 2024, Lima Daerah Miskin Ekstrem di Sultra Jadi Target

×

Program Budidaya Maggot Mulai Action 2024, Lima Daerah Miskin Ekstrem di Sultra Jadi Target

Sebarkan artikel ini

LAJUR.CO, KENDARI – Program budidaya maggot dicanangkan Dinas Lingkungan Hidup (DL) Sultra akan memulai action pada awal tahun 2024. Lokasi pelaksanaan program bakal menyasar beberapa daerah di Sultra dengan tingkat kemiskinan ekstrem sebagai bagian dari program menuju zero waste dan mengurangi angka kemiskinan.

Kepala DLH Sultra DR Andi Makkawaru mengatakan, budidaya maggot merupakan langkah yang diambil menangani permasalahan sampah terutama jenis sampah organik. Berdasarkan data, penumpukan sampah organik di Sultra sangat tinggi, rerata berasal dari limbah sisa makanan. Sebagai solusi, DLH Sultra menginisiasi pembudidayaan ulat maggot yang dinilai sangat efektif mengurai sampah dengan cepat.

“Terkait budidaya maggot, pemerintah dalam hal ini Pj Gubernur mengalokasikan anggaran Rp25 miliar, dan sasarannya rumah tangga miskin. Programnya akan dimulai awal tahun 2024,” ungkap Andi Makkawaru, Jumat (1/12/2023).

Baca Juga :  Pemda Buteng Komitmen Turunkan Angka Stunting, Sediakan Program Layanan Holistik Integratif 

Daerah yang menjadi sasaran program ini diantaranya Kabupaten Konawe, Kabupaten Buton Tengah, Kabupaten Wakatobi, Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Muna Barat.

Maggot merupakan larva lalat Black Soldier Fly (BSF) yang memiliki kemampuan mengurai sampah organik dengan cepat. Budidaya maggot yang sangat mudah dilakukan di rumah menjadi pilihan efektif mengurai sampah organik sekaligus menambah penghasilan. Masyarakat yang masuk kategori miskin bisa memperoleh penghasilan tambahan dari hasil penjualan maggot.

“1 rumah untuk budidaya maggot itu butuh Rp7 juta sampai Rp8 jutaan. Itu totalnya sekitar 200 rumah tangga miskin. Nanti yang melakukan budidaya ini pada dasarnya akan mendapatkan penghasilan,” lanjut Andi Makkawaru.

Baca Juga :  Dinas Cipta Karya Gelontorkan Anggaran Perbaiki Estetika Ikon Sultra, Eks MTQ Kendari

Sistem budidaya maggot bakal menerapkan pola kemitraan inti plasma. DLH Sultra bertindak sebagai inti pemasok bibit yang akan manggaet mitra untuk penangani proses fermentasi sampah organik sebelum menjadi media tumbuh kembang maggot.

Pertemuan dengan HNSI Sultra di Kantor DLH Sultra pada Oktober lalu. Pertemuan ini khusus membahas rencana pemanfaatan panen manggot untuk memenuhi kebutuhan pakan ikan budidaya.

Proses budidaya manggot selanjutnya diserahkan ke rumah tangga sasaran yang masuk kategori miskin ekstrem. DLH Sultra ikut membuka akses pemasaran sehingga hasil panen maggot dapat dijual dan memberi nilai tambah secara ekonomi.

Lebih lanjut, Andi Makkawaru menjelaskan, larva maggot ini akan dijual dalam bentuk pelet maggot untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak, ikan budidaya dan unggas. Dari hasil penjualan itu, pelaku budidaya mendapatkan sharing profit sebagai sumber penghasilan tambahan. Budidaya maggot sendiri hanya membutuhkan waktu 14 hari panen.

Baca Juga :  Pertamina Guyur 6.720 Tabung Gas 3 Kg ke 4 Kabupaten di Sultra Pasca Fenomena Gas Langka & Mahal

“Tugas rumah tangga sasaran fokus ke budidaya. Selain jadi pakan, maggot juga bisa diekstraksi menjadi minyak maggot untuk kebutuhan ekspor. Nilai ekspor minyak maggot sangat mahal,” jelasnya.

DLH Sultra diketahui ikut berkolaborasi dengan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sultra. HNSI akan menampung panen maggot untuk kebutuhan pakan ikan budidaya.

“Kita juga bangun kerjasama agar gerakannya dari hulu ke hilir, dan kita juga sudah sepakat dengan HNSI. Jadi nanti akan dijadikan sebagai pakan ikan budidaya,” tutup Andi Makkawaru. Red

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x