LAJUR.CO, KENDARI – PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) menyatakan optimis project pembangunan smelter di Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) rampung pada tahun 2026 mendatang. Hal tersebut disampaikan Head of Communications PT Vale Bayu Aji kepada media di Kendari, Kamis (28/3/2024).
Bayu Aji menjelaskan, progress pembangunan smelter berteknologi Teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) Indonesia Growth Project (IGP) Pomalaa sedikit berbeda dengan pola pembangunan konstruksi lain. Konstruksi peleburan nikel PT Vale di Kolaka dibangun dengan menggunakan teknologi knockdown.
Dengan teknologi knockdown atau sistem teknologi konstruksi bongkar pasang, memungkinkan pabrik ekstraksi nikel dengan nilai investasi Rp67,5 triliun tersebut dapat dikebut cepat.
“Kita tidak bisa menyebutkan progress (persentase), karena teknologi beda. Smelter Kolaka yang dibangun pakai sistem knockdown. Semua sudah dirakit di luar. Begitu tiba di Indonesia, itu tinggal pemasangan. Semacam lego. Lebih cepat. Makanya kita optimis sesuai target 2026,” kata Bayu Aji kepada Lajur.co.
Teknologi knockdown, lanjut Bayu diterapkan pada hampir semua project smelter dibangun PT Vale Indonesia.
PT Vale Indonesia Tbk IGP Pomalaa menggandeng kemitraan dengan Zhejiang Huayou Cobalt Co (Huayou) berkomitmen memproduksi nikel berkelanjutan, berkontribusi dalam elektrifikasi global dan inisiatif dekarbonisasi.
Pabrik HPAL PT Vale akan beroperasi di bawah naungan PT Kolaka Nickel Indonesia yang memulai tahap konstruksi awal pada bulan November tahun 2022 lalu ditarget dapat menghasilkan hingga 120 kiloton nikel dalam bentuk mixed hydroxide precipitate (MHP).
Diwawancarai terpisah saat Bincang Bareng Media membahas perekonomian Sultra, Selasa (2/4/2024), Bank Indonesia mengatakan dari sisi investasi pembangunan smelter PT Vale di Kolaka dapat berkontribusi positif bagi perekonomian Sultra. Namun, kontribusi tersebut akan sangat signifikan jika smelter telah memasuki tahapan produksi.
“Dari sisi investasi tentu akan ada kenaikan. Kontribusi akan lebih besar jika itu merupakan industri pengolahan. Efek baru bisa terbaca kalau sudah masuk tahap produksi,” ujar Kepala BI Sultra Doni Septadijaya menjawab pertanyaan media tentang project smelter PT Vale dan proyeksi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sultra. Adm