LAJUR.CO, KENDARI – Puluhan pengurus OSIS SMA, SMK, dan SLB se-Sulawesi Tenggara (Sultra) menyuarakan komitmen mereka dalam Deklarasi Damai, sebuah seruan bersama untuk menghentikan maraknya tawuran, perundungan, intoleransi, dan kekerasan antarpelajar.
Deklarasi ini bertempat di SMA Negeri 2 Kendari dan berlansung bersamaan dengan Upacara Hari Guru Nasional (HGN) 2025, Selasa (25/11/2025).
Deklarasi tersebut ditandai dengan penandatanganan bersama oleh seluruh ketua OSIS, yang disaksikan langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra, Prof. Dr. Aris Badara.
Dalam deklarasi yang dibacakan secara lantang oleh para siswa, terdapat tujuh poin penting yang ditekankan yaitu:
1. Menjunjung tinggi nilai nilai ketuhanan yang maha esa musyawarah untuk mufakat, pluralitas persatuan dan kesatuan dalam semangat kekeluargaan dan kebersamaan yang harmonis.
2. Menyatukan visi dan misi untuk menjaga ketentraman, keamanan dan kenyamanan antar sesama murid sma/smk/slb se sulawesi tenggara.
3. Menjunjung tinggi nilai kedamaian dan menghargai perbedaan dalam ikatan persaudaraan di antara murid.
4. Menolak keras segala tindakan kekerasan, perundungan, intoleransi, dan tawuran antar murid dalam bentuk dan alasan apapun juga.
5. Menolak keras segala tindakan premanisme dan provokasi yang dilakukan oleh pihak luar sekolah.
6. Menjaga ketertiban dan keamanan serta nama baik sekolah dimanapun berada.
7. Menghentikan secara permanen perbuatan anarkis, perkelahian dan saling menyerang antar sekolah.
Kepala Dikbud Sultra, Prof. Aris Badara, menyampaikan apresiasinya dan menegaskan bahwa gerakan ini adalah langkah awal untuk menekan angka kekerasan di sekolah.
“Tanda tangan tadi merupakan bukti bahwa kita semua mendukung upaya meminimalisasi intoleransi, radikalisme, kekerasan, dan bully yang masih terjadi di sekolah,” ujar Aris Badara.
Ia juga mengungkapkan dengan kehadiran Densus 88 dalam kegiatan tersebut memberikan penguatan bagi pemerintah dan sekolah untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang aman.
Aris memastikan deklarasi ini tidak berhenti pada seremonial, tetapi akan ditindaklanjuti dengan pembentukan Forum Komunikasi OSIS (FKO) se-Sultra, program kerja nyata, dan penguatan pendidikan karakter di tahun 2026.
“Kita akan tindak lanjuti deklarasi damai ini. Bukan hanya membentuk forum, tetapi merancang program nyata agar tindakan kekerasan tidak terulang,” ungkap Aris Badara.
Laporan : Ika Astuti



