LAJUR.CO, KENDARI – Pendiri Komunitas Kendari Kreatif Rendra Manaba Berbagi cerita seluk beluk mendirikan sebuah komunitas yang bergerak di bidang sosial. Saat menjadi pemateri dalam perhelatan Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) yang berlangsung mulai Minggu – Selasa, (11 -13/12/2022) di Kota Kendari, Rendra membeberkan visi dan misi apa yang diperjuangkan dalam komunitas yang diinisiasinya.
Kendari Kreatif (KK) resmi berdiri pada tahun 2010 dengan tujuan menjadi lembaga independen resmi dan menghimpun komunitas kreatif serta pelaku bisnis atau pengusaha muda di Kota Lulo. Pelaksanaan kegiatan ICCF di Kendari dihadiri setidaknya sepuluh orang pemateri dari setiap koodinator daerah Indonesia Cities Creative Network (ICCN) di seluruh Indonesia.
Salah satu event rutin yang dilaksanakan oleh KK adalah Kendari Kreatif Festival (KKFest) sejak didirikannya hingga tahun 2016. Agenda rutin yang memberi wadah bagi para generasi muda kreatif itu dihentikan, sebab komunitas tersebut hendak berfokus pada metode advokasi, memperjuangkan regulasi dan membangun ekosistem kreatif.
“Ini terjadi di masa kepengurusan tahun 2016 yang mana ketuanya mengatakan, kita stop dulu selebrasi dan memperjuangkan advokasi pejuang muda di Indonesia,” kata Rendra sekaligus Direktur Penguatan Jejaring ICCN itu, Senin (12/12/2022).
Pada tahun 2017, Kendari Kreatif memperjuangkan regulasi dan akhirnya pada tahun 2018 lahirlah PERDA Kota Kendari Nomor 1 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Pengembangan Ekonomi Kreatif. Kota Kendari menjadi kota pertama dengan Perda ini setelah provinsi pertama yaitu Jawa Barat.
“Kendari Kreatif juga masuk dalam inti perumus pembangunan Kota Kendari dan telah bekerjasama dengan PT ANTAM, salah satu bank di Kota Kendari, serta ber-MOU dengan PLN tentang bank sampah,” tambahnya.
Olehnya itu, Rendra berharap perguruan tinggi ikut berperan dalam melakukan riset terkait bagaimana mengembangkan ekonomi kreatif di Kota Kendari. Sehingga semua stakeholder terkait dapat bersinergi dan menjadi mitra dengan KK dalam upaya mengembangkan potensi – potensi yang ada di ibukota provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) ini.
“Dari tahun 2010-2016 hanya Undip dan UI yang melakukan riset baik komunitas kreatif maupun ekonomi kreatif. Kota Kendari sendiri belum melakukan itu, namun sekarang hampir semua di Kota Kendari bersinergi dan menjadi mitra dengan Kendari Kreatif,” pungkasnya.
LAPORAN : FITRIANI
EDITOR : JENI